Pidato Jokowi Lebih Bahaya Ketimbang Kampanye Eksklusif

Pidato Jokowi Lebih Bahaya Ketimbang Kampanye Eksklusif

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pidato kampanye yang dilakukan calon presiden petahana Joko Widodo lebih berbahaya ketimbang kampanye model eksklusif. Sebab, Jokowi membuat demarkasi antara kawan dan lawan.

“Dia memusuhi yang tidak segaris. Ini disinggung juga dalam surat Pak SBY,” kata kader Demokrat Andi Arief dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (9/4).

Dalam surat SBY kepada pengurus Demokrat yang mengingatkan agar pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar kampanye inklusif, dijelaskan bahwa pemimpin yang gemar menghadap-hadapkan rakyatnya satu sama lain akan menjadi pemimpin yang rapuh.

“Menurut saya yang sudah menghadap-hadapkan antar rakyat adalah Pak Jokowi, Pak Luhut dan Pak Hendro. Cuma, dipoles dalam bentuk kampanye inklusif,” tegasnya.

Bagi Andi, model kampanye pasangan 02 di Jakarta memang agak eksklusif. Tapi, di daerah lain kampanye itu berlangsung secara inklusif.

Hal ini, sambungnya, berbeda dengan kampanye pasangan 01. Pidato yang diucap eksklusif dan menghadap-hadapkan rakyat.

“Pidato 02 justru Indonesia untuk semua. Kritik pedas 02 pada elite dan situasi ekonomi,” tegasnya.

Atas alasan itu, Andi berkesimpulan jika Jokowi yang menang dalam Pilpres 2019, maka akan sulit melakukan rekonsiliasi. Sebab, dalam pikiran dan tindakan sudah menebar demarkasi.

“Kalau Pak Prabowo menang, akan lebih mudah menyatukan, karena beliau bukan bagian sentral dari konflik yang diciptakan rezim ini,” pungkasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita