Demokrat Tanggapi Chat Habib Rizieq-Yusril: SBY Tak Mungkin Propaganda Lawan Islam

Demokrat Tanggapi Chat Habib Rizieq-Yusril: SBY Tak Mungkin Propaganda Lawan Islam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Nama Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibawa-bawa dalam chat Habib Rizieq Syihab dengan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra terkait pencapresan Prabowo Subianto. Partai Demokrat (PD) memberi pembelaan untuk SBY.

"Terkait soal bawa-bawa nama Pak SBY di mana dikatakan Pak SBY sedang propaganda melawan politik Islam, jelas ngawur dan tidak benar itu," ungkap Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon kepada wartawan, Kamis (4/4/2019).

Chat Habib Rizieq dengan Yusril tengah ramai dibicarakan setelah Yusril membongkarnya ke publik. Dalam percakapan lewat aplikasi WhatsApp itu, Rizieq meragukan keislaman Prabowo sehingga memerlukan cawapres yang berlatar belakang ulama.

Tak hanya itu, Habib Rizieq juga menyebut lingkaran Prabowo banyak yang 'Islamphobia'. Prabowo disebut Rizieq terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan politik Islam yang disebutnya sebagai 'politik integritas' beraroma SARA. Itu yang kemudian dianggap sebagai salah satu sebab kandasnya cawapres ulama.

"Bagaimana ceritanya sekarang Pak SBY dituduh propaganda melawan Islam, sedang di zaman Pak SBY dulu berkuasa saja hubungan Pak SBY dengan ulama sangat baik. Hubungan Pak SBY dengan umat Islam sangat hangat dan dekat," kata Jansen.

"Mana pernah ada kita dengar keluar narasi kriminalisasi terhadap ulama di zaman pemerintahan Pak SBY seperti halnya saat ini. Bahkan di masa Pak SBY kehidupan keagamaan kita secara keseluruhan sangat sejuk," sambungnya.

Jansen mengatakan saat ini SBY merupakan wise person council bersama mantan Presiden Turki Abdullah Gul dan mantan Presiden Nigeria Abdusalam Abubakar di Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang bertugas memberikan pandangan dan nasihat kepada OKI tentang bagaimana mengelola masalah Islam sedunia. Ia juga mengungkit soal latar belakang SBY.

"Belum lagi Pak SBY ini lahirnya saja sudah di lingkungan Pondok Pesantren Tremas di Pacitan. Bagaimana dengan fakta demikian bisa dikatakan Pak SBY dituduh berpropaganda melawan Islam. Itu maka kami mengatakan hal yang mengada-ada itu," beber Jansen.

Soal polemik chat Habib Rizieq dan Yusril, Demokrat tak mau terlibat terlalu jauh. Jansen pun mempertanyakan keaslian dari screenshot percakapan WhatsApp yang disebar oleh Yusril.

"Selain kebenaran WA itu masih harus dibuktikan kebenarannya ditambah lagi pembahasannya ini terkait soal ke-islaman seseorang. Karena terkait hal ini, sebenarnya apalagi yang mau dibahas, kan sudah jelas Pak Prabowo itu Islam," kata dia.

Menurut Jansen, masalah keislaman Prabowo seharusnya tidak perlu menjadi perdebatan. Ia mengungkap soal administrasi Prabowo untuk maju di pemilu, termasuk pada Pilpres 2009 saat eks Danjen Kopassus tersebut menjadi cawapres Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Semua dokumen negara sejak beliau tentara, menikah sampai mendaftar ke KPU sebagai Capres ataupun ketika bersama bu Mega di tahun 2009 maju sebagai Cawapres menunjukkan beliau itu Islam. Masak hal hal beginian masih mau terus kita polemikkan sih," tutur Jansen.

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno itu lalu mengaitkan buka-bukaan Yusril soal chat Habib Rizieq dengan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jansen meminta agar keislaman Prabowo tak dipersoalkan.

"Capek energi bangsa ini terus mengurusi hal yang demikian. Kalau elektabilitas 01 hari ini terus amblas dan semakin jauh dari pemilih Islam dan ulama, introspeksi, jangan-jangan kesalahannya ada di diri sendiri. Bukan kemudian keislaman pak Prabowo yang diganggu-ganggu," sebutnya.

Sebelumnya, Yusril mengungkap transkrip lengkap percakapan WhatsApp dengan Habib Rizieq yang meragukan keislaman Prabowo. Yusril menegaskan transkrip percakapan itu merupakan bukti bahwa dirinya tak menyebarkan kebohongan. Ia menyatakan bukti percakapan tersebut asli.

"Perhatikan dalam WA di atas Rizieq yang bilang: PS (Prabowo Subianto) lemah tentang Islam & lingkarannya pun masih banyak yang 'Islamphobia'. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai 'Politik Integritas' beraroma SARA. Dan seterusnya," ujar Yusril, Rabu (3/4). [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA