Tertangkapnya Romi Dan Tanda-tanda Kekalahan Jokowi?

Tertangkapnya Romi Dan Tanda-tanda Kekalahan Jokowi?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


TERTANGKAPNYA Romi, M. Romahurmuzy, Ketum PPP yang didukung Istana pada Jumat pagi (15/3) kemarin di Depan Hotel Bumi Surabaya, semakin perlihatkan rapuhnya pertahanan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin. 

Dengan peristiwa penangkalan ini pasti membangun presepsi publik bahwa selama ini Jokowi sebagai Presiden dan Capres di kelilingi atau "piara" para koruptor. 

Isu koruptor dan korupsi di sekitar koalisi partai koalisi yang dukung paslon 01 semakin terkuak kebenarannya. Belum lama kader PDIP sebagai Bupati Kota Waringin Timur (Kotim) juga ditangkap KPK karena terbukti korupsi Rp 5,8  triliun dalam perizinan tambang. Meski banyak ktirikan dari aktivis dan publik atas kasus korupsi bupati Kotim itu, tapi anggota partai koalisi pendukung 01 diam seribu bahasa.

Romi, dianggap sangat berjasa menggolkan Kiai Maruf Amin, Ketua MUI dan Ketua Suriah NU sebagai Cawapres Jokowi. Dan itu disetujui oleh semua ketum partai pendukung Paslon 01. Meski sebelumnya Mahfud MD sudah dijagokan sebelumnya tapi di last minute, Maruf Amin terpilih. 

Pilihan Capres Jokowi gugurkan Mahfud MD ini tamparan keras bagi sejumlah kalangan termasuk Mahfud MD sendiri. Mahfud MD pernah ingat Romi. "Jangan main-main."

Tertangkapnya Romi di Surabaya pada hari Jumat pagi itu adalah terkabulnya doa Mahfud MD yang terzalimi karena perbuatan Jokowi sebagai Capres dan Romi? Wallhu'alam.

Tapi yang jelas tertangkap Romi sebagai ketum PPP dan orang dekat Jokowi ini adalah tamparan telak dan keras bagi pertahana koalisi Capres 01. Meski dibantah oleh Erick Tohir sebagai Ketua KTN yang bilang kasus Romi tidak akan pengaruhi elektabilitas Jokowi. Ibarat suatu gumaman sunyi untuk hibur diri di tengah sepinya sambutan rakyat terhadap paslon 01 di berbagai daerah.

Lain lagi dengan Denny JA, bos LSI bilang elektabilitas Jokowi akan naik 2 oersen dengan tertangkapnya Romy. Apakah mungkin Denny JA yang dituding Djoko Edhi Abdurahman dibayar Rp 43 miliar itu, sudah siapkan prosentasi untuk naikkan 2 persen duluan baru dirilis dengan alasan Jokowi tidak pandang bulu? 

Nah pertahanan di kubu-kubu paslon 01 ini dengan membangun opini dalam kalkulasi politik dan politis semata tanpa pertimbangkan akal sehat publik ini hanya upaya hibur diri belaka.

Karena kasus tertangkap Romi adalah pengumuman rapuhnya pertahanan paslon 01 yang ternyata selama ini di kelilingi para koruptor tak terbantahkan. Sebelumnya adalah Ketum dan Sekjen Golkar. Semuanya itu memperkuat asumsi publik dan masyarakat luas bahwa paslon 01 memang tak perlu didukung lagi.

Pembusukan paslon 01 bukan saja dari kasus penangkan Romi semata. Tetapi konflik internal soliditas paslon 01 semakin rapuh dengan saling tengkar antara PDIP vs PS dalam isu Perda Syariah. Juga kritikan Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung yang anggap Partai Nasdem sebagai partai punya niat jahat karena dianggapnya mau merebut kader-kader Golkar. 

Nah, semakin dekat Pilpres 17 April yang tinggal menghitung hari, Paslon 01 dirudung berbagai masalah yang membuat lemah dan rapuh pertahanannya. 

Dan semuanya itu akan menjadi api dalan sekam untuk melumat Capres 01 yang sudah dicap publik sebagai ingkar 66 janji-janji politik 2014 dan dianggap pembohong. Maka kekalahan Joko Widido-Maruf Amin sudah semakin nyata. []

Muslim Arbi
Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu). [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA