Survei Kompas: PSI Partai Baru Paling Ditolak Masyarakat

Survei Kompas: PSI Partai Baru Paling Ditolak Masyarakat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Hasil survei terbaru Litbang Kompas tidak hanya menunjukkan tiada satu pun partai pendatang baru di Pemilu 2019 yang lolos ambang batas parlemen (PT) 4 persen, tetapi juga resistansi (penolakan) masyarakat terhadap partai-partai tersebut. Uniknya, angka resistansi tersebut justru lebih tinggi dari elektabilitas mereka yang rata-rata cuma berkisar nol koma.

Dikutip dari Harian Kompas, Kamis (21/3), PSI menjadi partai baru yang paling tinggi resistansinya atau dengan kata lain paling ditolak masyarakat. Dengan elektabiltas 0,9 persen, resistansi masyarakat terhadap partai baru pimpinan Grace Natalie ini ditolak oleh 5,6 persen masyarakat.

Selanjutnya adalah Perindo dengan elektabilitas 1,5 persen, resistensinya 1,9 persen. Kemudian Berkarya elektabilitas 0,5 persen, resistensinya 1,3 persen. Selanjutnya, Garuda elektabilitas 0,2 persen, resistensinya 0,9 persen.

Selain perihal elektabilitas dan resitansi parpol baru, survei Kompas juga menunjukkan Hanura, partai yang mempunyai kursi DPR 2014-2019, terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9%. Sementara partai lama yang tidak lolos parlemen pada 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, berpotensi kembali gagal, karena elektabiltasnya masing-masing 0,4% dan 0,2%.

Sementara itu, survei Kompas dengan margin of error +/- 2,2 persen ini juga menunjukkan partai-partai seperti Nasdem, PPP dan PAN belum aman. Sebab, dengan elektabilitas Nasdem (2,6%), PPP (2,7), PAN (2,9), masih dalam rentang margin of error dari ancaman ketidaklolosan ambang batas parlemen 4%.

Untuk diketahui, survei Kompas ini dilakukan melalui pengumpulan pendapat melalui wawancara tatap muka ini pada 22 Februari-5 Maret 2019. Sebanyak 2.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian +/- 2,2 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. [IN]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita