Katimun Bantah Sebarkan Fatwa Kiamat Sudah Dekat ke Warga Ponorogo

Katimun Bantah Sebarkan Fatwa Kiamat Sudah Dekat ke Warga Ponorogo

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Polisi sudah bertemu dengan Katimun di Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin, Kabupaten Malang. Warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo itu sebelumnya diduga telah mendoktrin puluhan warga dengan 7 fatwa Thoriqoh Musa yang menyimpang.

"Saat datang ke pondok, kami juga bertemu dengan warga Ponorogo termasuk Pak Katimun. Kami melakukan wawancara soal kedatangan mereka beserta alasannya," kata Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto kepada detikcom, Jumat (15/3/2019).

Kehadiran polisi di Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin untuk membuktikan kebenaran akan fatwa kiamat sudah dekat serta melihat kondisi jemaah. Dalam kesempatan itu, Budi bertemu dengan warga Ponorogo yang totalnya mencapai 59 jemaah.

Pertemuan itu berlangsung di kompleks pondok pesantren. Budi menambahkan, dalam perbincangan langsung terungkap jika warga Ponorogo termasuk Katimun datang ke pondok pesantren tanpa ada paksaan atau hasutan dari pihak manapun.

Menurut Budi, Katimun (polisi meralat nama Khotimun) membantah jika kehadirannya karena ada unsur paksaan. Pria berusia 48 tahun itu mengaku, kepergiannya ke pondok atas keinginan sendiri, yang kemudian diikuti warga lain sebagai jemaahnya di Ponorogo.

"Sesuai yang dikatakan Pak Katimun, bahwa kedatangannya atas keinginan sendiri, yang akhirnya diikuti oleh jemaah lain," beber Budi.

Nama Katimun menjadi perhatian setelah 52 warga Dukuh Krajan, Desa Batubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo ke ponpes tersebut. Kepergian mereka diduga setelah mendapat 7 fatwa Thoriqoh Musa dari Khotimun yang diketahui sebagai salah satu santri dan jemaah dari ponpes yang diasuh oleh M Romli itu. Tujuh fatwa yang dimaksud kiamat sudah dekat, soal perang, kemarau panjang, bendera tauhid, foto anti gempa, larangan sekolah hingga hukuman untuk orang tua.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga bertemu dengan santriwati. Mereka mengaku merasa nyaman selama berada di pondok pesantren. 

"Kami melihat semuanya, dan di sini masih layak sebagai pondok pesantren, bahkan pengasuh membantu para jemaah yang kurang mampu dengan menyediakan bahan pokok atau makanan," lanjut Budi.

Selain bertemu dengan warga Ponorogo, Kapolres Batu juga melakukan wawancara langsung dengan jemaah asal luar daerah. "Dari wawancara dengan sejumlah jemaah dari berbagai daerah, semua datang atas niat sendiri untuk beribadah," pungkas Kapolres. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita