GELORA.CO - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, mengaku terharu setelah mendengar kesulitan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk mencari dana Pemilu 2019.
Hal itu diungkapkannya melalui akunTwitter miliknya, @Fahrihamzah pada Jumat (8/3/2019).
Fahri Hamzah mengaku terharu lantaran untuk membiayai pemilu Prabowo-Sandi harus mengeluarkan dana yang terbilang mahal.
Ia mengatakan bahwa dana terbesar adalah untuk membiayai saksi.
Fahri Hamzah juga mendoakan supaya paslon Prabowo-Sandi segera mendapat jalan keluarnya.
"Terharu mendengar kesulitan pak @prabowo dan pak @sandiuno mencari dana untuk membiayai pemilu yang berbiaya mahal.
Biaya saksi di antara yang paling berat.
Luar biasa.
Mari kita doakan dapat jalan keluar," tulis Fahri Hamzah.
Diketahui sebelumnya, Sandi juga pernah mengaku bahwa pengeluaran biaya politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terbilang sangat mahal.
Terharu mendengar kesulitan pak @prabowo dan pak @sandiuno mencari dana untuk membiayai pemilu yang berbiaya mahal....biaya saksi di antara yang paling berat...luar biasa...mari kita doakan dapat jalan keluar. #JumatBerkah— #2019WAJAHBARU (@Fahrihamzah) March 8, 2019
Diketahui sebelumnya, Sandi juga pernah mengaku bahwa pengeluaran biaya politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terbilang sangat mahal.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa bertajuk 'Sandi Sandiaga Uno' seperti yang diunggah melalui channel YouTube Najwa Shihab, Kamis (28/2/2019).
Mulanya, pembawa acara, Najwa Shihab menanyakan terkait biaya berpolitik di Indonesia benarkah dapat dibilang sangat mahal.
"Dari pengusaha kemudian terjun ke dunia politik, yang jelas biaya politik di Indonesia ini sangat mahal ya Bang Sandi?" ucap Najwa.
"Muahal banget," jawab Sandi disambut tawa.
"Saya ingat itu, sampai Anda menjual saham tuh di Saratoga. Berapa sih budget yang Anda siapkan untuk membiayai ongkos yang mahal banget ini?" tanya Najwa lagi.
Menanggapi pertanyaan itu, Sandi tidak menjelaskan secara pasti biaya yang dikeluarkan.
Dirinya hanya menyatakan, menjelang Pilpres selama enam bulan terkahir sejak Agustus 2018 berjalan dengan lancar.
Selain itu, Sandi menyebut, pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan untuk menekan biaya kampanye.
"Kita melakukan inovasi-inovasi dalam kampanye kita untuk menurunkan biaya," ucap Sandi.
"Jadi di awal itu kita enggak punya bayangan sama sekali."
"Pak Prabowo bilang, 'kamu coba anggarkan dana kampanye berdasarkan dengan gaya kampanye yang kemarin dilakukan di DKI'. Dengan sekarang sudah enam bulan bersosialisasi dan berkampanye, banyak sekali penghematan-penghematan," imbuh Sandi.
Menanggapi hal itu, Najwa menanyakan soal perkiraan pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.
Akan tetapi, lagi-lagi Sandi tidak menyebut secara pasti biaya yang telah dikeluarkan.
Ia hanya menjelaskan bahwa pengeluaran terbanyak digunakan untuk saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"TPS ada 810 ribu, kalau dua orang saksi saja untuk Pilpres, kita harus nyiapin 1,6 juta saksi."
"Nah ini biaya yang terbesar, saya sama Pak Prabowo masih garuk-garuk kepala sampai sekarang belum ketemu bagaimana mendanai ini."
"Dan ini menjadi pertanyaan kita sih ke depan, bagaimana ada satu kebijakan yang para politisi pemerintah civil society, duduk bersama-sama untuk menurunkan biaya politik ini secara signifikan, karena menurut kami ini nggak sehat," tandasnya.
Simak videonya di menit 01.10:
[trb]