Yusuf Mansur Bicara Keislaman Jokowi, GNPF-U: Kita Butuh Pembuktian

Yusuf Mansur Bicara Keislaman Jokowi, GNPF-U: Kita Butuh Pembuktian

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) menanggapi terkait kesaksian Ustaz Yusuf Mansur soal keislaman capres petahana Joko Widodo. GNPF-U menegaskan pihaknya perlu bukti bukan sekadar pencitraan.

"Umat Islam itu sudah melek, sudah tahu, sudah paham. Nggak perlu ada pencitraan. Pembuktian, kita butuh pembuktian. Berapa puluh kasus yang kita laporkan tidak ada yang ditindaklanjuti," kata Ketua GNPF-U, Yusuf Martak, saat dihubungi, Sabtu (9/2/2019).

Pada prinsipnya, menurut Yusuf, keislaman seseorang itu tidak dinilai oleh manusia tetapi Allah. Nilai-nilai keislaman itu juga, sambung Yusuf, perlu ditunjukkan dengan sikap menyayangi dan peduli sesama muslim.

"Jadi begini kalau mengenai keislaman seseorang, itu bukan hak kami sebagai manusia untuk menyikapi atau menyatakan kesialamannya benar atau tidak tapi itu hak Allah. Allah yang lebih tahu. Tapi yang kami sikapi itu seorang muslim akan menyayangi sesama muslim kalau menyayangi sesama muslim berarti setiap permasalahan yang menimpa umat Islam ditindaklanjuti dan diselesaikan dan mendapat porsi yang sama. Itu bukti keislaman seseorang yang benar-benar menjalankan syariat Islam," ujar dia.

Yusuf kemudian bicara soal Aksi 411 yang menyebabkan sejumlah ulama terkena gas air mata. Menurut dia, tak ada seorang pun yang disanksi oleh pemerintah terkait tindakan tersebut.

"Pada 411 berapa ulama yang terkena gas air mata. Tidak ada tindakan hukum dan sebagainya, tidak ada satu aparat yang diberik sanksi. Sedangkan acara saat itu, aksi belum lewat pukul 18.00 WIB. Jadi belum melanggar yang ditentukan dan perundingan di Istana masih berlangsung. Di dalam setiap permasalahan, baik permasalahan kecil atau besar atau yang sifatnya peperangan selama perundingan berlangsung tidak boleh ada yang mengangkat senjata dan tidak boleh ada yang peperangan atau melanjutkan peperangan sampai akhir perundingan," ujarnya.

Sebelumnya, TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengungkap kesaksian Ustaz Yusuf Mansur soal tuduhan keburukan yang dimiliki Jokowi. Kesaksian Yusuf Mansur itu diungkapkan TGB lewat Instagram resminya @tuangurubajang. TGB menyebut Yusuf Mansur setuju kesaksiannya tentang Jokowi diunggah dan dibaca publik.

Kesaksian Yusuf Mansur itu diceritakan lewat pesan WhatsApp yang kemudian di-capture TGB sebelum diunggah ke Instagram. Yusuf Mansur menyebut, apa yang selama ini dituduhkan ke Jokowi sangat tidak benar.

"Dengan hafalan Qur'an saya, saya yg begitu dekat dg Pak Jokowi jadi saksi, apa yg sering dibicarakan ttg keburukan Pak Jokowi, hanya fitnah belaka. Ini kesaksian," kata Yusuf Mansur.

"Sungguh saya memperhatikan. Dan prihatin," tambahnya.

Yusuf Mansur menceritakan pengalaman kedekatannya dengan keluarga Jokowi sejak 2007. Yusuf Mansur berbicara tentang puasa sunnah.

"Itu mungkin persepsi dari orang lain, bukan dirinya. Dari 2007, beliau dah puasa sunnah. Sekeluarga. Rasanya kebiasaan ini, ga mungkin dipamerkan. 2007 itu, yg saya ketahui. Ada kwn saya, yg pernah pergi 1994, Solo Semarang Solo, juga sdh berpuasa. Dan ya biasa aja. Jd saya senang jika saling bcr kan kebaikan," sebut Yusuf Mansur. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita