Selain Kakak, Pelaku Incest di Lampung Juga Gagahi Kambing-Sapi Tetangga

Selain Kakak, Pelaku Incest di Lampung Juga Gagahi Kambing-Sapi Tetangga

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Perempuan berinisial AG (18) jadi korban incest atau hubungan sedarah yang dilakukan ayahnya, M (45), dan kakaknya, SA (24), serta adiknya, YF (15). YF diduga mengalami kelainan.

"Keluarga ini ada kelainan sepertinya karena adiknya ada pengakuan bahwa dia pernah berhubungan juga dengan binatang, kambing, sapi," kata Kasat Reskrim Polres Tanggamus AKP Edi Qorinas saat dihubungi detikcom lewat telepon, Sabtu (23/2/2019).

"Nanti mau kami periksakan juga ke psikolog, pemerhati, kenapa keluarga ini bisa seperti ini, kita mau urut ke belakang supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi," sambungnya.

Menurut AKP Edi, para tersangka sudah menyetubuhi korban berulang kali sejak 2018. Korban tidak kuasa melawan karena takut dan mengalami keterbelakangan mental. 

"Kakaknya itu sudah menyetubuhi 120 kali dalam setahun, adiknya 60 kali. Kalau bapaknya sudah berulang kali, saya yakin sudah sering," jelasnya.

Hal senada disampaikan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tanggamus Ipda Primadona Laila. Pihaknya terus melakukan pendalaman agar tepat menangani kasus ini.

"Ini lagi coba kita dalami lagi karena bapaknya tahu anak-anaknya itu menyetubuhi anak kandungnya tapi dibiarkan saja. Saling tahu tapi dibiarkan. Waktu itu adiknya yang bungsu ini melihat kalau saudara perempuannya ditiduri bapaknya, dibiarin. Jadi saling tahu mereka ini," ujarnya saat berbincang dengan detikcom lewat telepon.

Menurut Ipda Dona, secara visual tidak ada keanehan dari tersangka M dan SA. Namun tersangka YF memang agak berbeda karena terlihat santai saat diperiksa. Saat YF ditanya, tidak ada penyesalan yang terlontar dari mulutnya meski telah berulang kali memperkosa kakak kandung sendiri. 

"Memang yang nyeleneh dikit ini yang bungsu, yang kecil. Dia sempat meniduri kambing dan sapi milik tetangga. Kenapa kita bilang agak kelainan, karena tidak ada rasa penyesalan. Hanya senyum cengengesan, nggak ada muka menyesal atau merasa malu, merasa berdosa, santai aja. Makanya kita Senin mau melakukan pemeriksaan psikologi, sudah panggil psikolog juga terkait kelakuan tiga pelaku ini," ucapnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita