Mien Uno Tantang Minta Maaf, TKN Jokowi: Politik Jangan Libatkan Ibu

Mien Uno Tantang Minta Maaf, TKN Jokowi: Politik Jangan Libatkan Ibu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ibunda cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno, Mien Uno, meminta pihak yang menuding anaknya melakukan 'Sandiwara Uno' untuk meminta maaf kepadanya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyarankan untuk tak melibatkan orang tua dalam berpolitik. 

"Kita harus hormat kepada Bu Mien Uno dan ibu-ibu Indonesia lain yang telah mendidik dan membesarkan para tokoh politik nasional. Mereka adalah ibu-ibu bangsa yang sangat luar biasa," ujar juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Selasa (12/2/2019). 

"Tapi, saran saya untuk urusan politik, para politisi sebaiknya jangan dikit-dikit libatkan ibu atau orang tua untuk melindungi kita. Kasihan beliau. Harusnya cukup dengan restu dan doa. Sebagai politisi, kita harus siap untuk menghadapi berbagai serangan dan tudingan," imbuhnya. 

Ace lantas mencontohkan capres petahana Jokowi. Dia mengatakan selama ini Jokowi tak pernah melibatkan ibu dan keluarganya meski kerap dicaci maki, dihina, hingga diserang fitnah. 

"Contohlah Pak Jokowi. Walaupun empat tahun ini dicaci maki, difitnah, dihina, direndahkan, tapi tetap tegar, tetap bekerja, dan juga tidak pernah melibatkan orang tua untuk hadapi semburan fitnah. Bahkan semburan fitnah sudah gencar sejak Pilpres 2014. Eyang Noto, ibunya Pak Jokowi, dan keluarga juga menjadi sasaran fitnah. Disebut-sebut sebagai keturunan PKI, keturunan Tionghoa, dan lain-lain. Tapi Eyang Noto, Ibu Pak Jokowi, tetap tegar dan selalu mendoakan Pak Jokowi untuk kuat menghadapi semburan fitnah itu," tutur Ace.

Politikus Golkar itu juga mengatakan berpolitik haruslah berbasis nilai moral, etika, dan kejujuran. Dengan demikian, tudingan bersandiwara pun tidak akan disematkan. 

"Berpolitik harus berbasis nilai-nilai moral, etika, dan kejujuran. Jika hanya demi syahwat kekuasaan dan peningkatan elektabilitas menggunakan cara-cara konyol, standar ganda, mengundang kontroversial, jelas itu pembodohan politik bagi rakyat. Apalagi dilakukan dengan cara menebar hoax dan kebencian," ujarnya. 

"Dari awal Pak Jokowi selalu mengajak bersaing dengan sehat. Pemilu bukan perang tapi kontestasi gagasan, ide, dan program. Pemilu dengan kegembiraan bukan permusuhan. Pak Jokowi juga selalu menekankan pemilu juga harus beretika dan beradab. Jadi Bu Mien Uno harus sering-sering beri nasehat untuk kubu paslon 02 dan simpatisannya," sambung Ace. 

Sementara itu, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, menilai sikap Mien Uno adalah hal yang wajar dan manusiawi. Namun, menurutnya, perlu juga diinformasikan kepada Mien Uno bahwa sandiwara yang dilakukan putranya adalah nyata. 

"Perlu kita beritahukan kepada beliau bahwa banyak fakta yang dilakukan dalam langkah politik Mas Sandi itu diduga dibangun atas sandiwara-sandiwara dan itu dapat dibuktikan. Karena itu, ini harus diinformasikan kepada beliau walaupun beliau sangat subjektif, tapi juga harus mendapatkan penjelasan dan informasi yang proporsional dari pihak lain," ujar Karding. 

"Yang kedua kalau mau dilaporkan ke penegak hukum monggo saja, itu hak beliau, saya kira melapor mengambil langkah hukum adalah hak seorang warga negara, jadi kita lihat nanti prosesnya seperti apa," imbuhnya.

Sebelumnya, Mien Uno mengaku sakit hati karena sang anak dituding kerap bersandiwara. Dia pun menantang pihak yang menuding anaknya melakukan 'Sandiwara Uno' untuk meminta maaf. 

"Saya ingin berhadapan dengan orang itu untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi. Jadi sekarang, kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno, dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik Mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" tantang Mien Uno di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita