Facebook Hapus Akun Terkait Saracen, Termasuk Fanpage Permadi Arya

Facebook Hapus Akun Terkait Saracen, Termasuk Fanpage Permadi Arya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Facebook menghapus 207 halaman, 800 akun, 546 grup serta 208 akun Instagram yang memiliki hubungan dengan Saracen. Penghapusan itu dilakukan setelah facebook melakukan analisa berdasarkan Perilaku Tidak Otentik yang Terorganisir (Coordinated Inauthentic Behavior/CIB).

Communication Lead Facebook Indonesia Putri Dewanti mengatakan penghapusan dengan melihat CIB ini baru dilakukan Facebook pada tahun 2018 lalu dan dipimpin oleh Kepala Kebijakan Cybersecurity Facebook, Nathaniel Gleicher.

Dengan melihat CIB, Facebook menganalisa skema-skema penyebaran informasi yang membawa agenda tertentu serta dianggap memiliki potensi berbahaya melalui sejumlah akun-akun fiksi.

Metode ini merupakan upaya terbaru Facebook untuk menjaga keamanan platform Facebook, memerangi disinformasi dan penyebaran propaganda serta ujaran kebencian. Upaya ini melengkapi usaha yang sudah dilakukan Facebook sebelumnya melalui content reviewer.

"Sebelum [ada Nathaniel], kita ada tim content reviewer ... Jadi selain AI (artificial intelligence), ada content reviewer yang melihat apakah konten yang ada di platform kita itu sesuai dengan community standards kita atau tidak," jelas Putri.

Berdasarkan keterangan resmi Facebook, terdapat sekitar 170.000 orang yang mengikuti setidaknya satu dari halaman Facebook yang dihapus tersebut. Sementara itu, lebih dari 65.000 orang mengikuti setidaknya salah satu dari akun Instagram tersebut.

Jika dikalkulasi dalam skenario terburuk penyebaran disinformasi melalui halaman Facebook diperkirakan dapat mencapai hingga 35 juta orang yang berada dalam ekosistem media sosial asal Amerika Serikat ini.

Beberapa contoh halaman yang dihapus adalah Permadi Arya, Kata Warga dan Darknet ID. Sementara itu untuk grup termasuk Berita Hari Ini dan AC Milan Indo.

"Kami menutup halaman, grup dan akun ini dikarenakan pola perilaku mereka, bukan karena konten yang mereka unggah," tulis Facebook dalam keterangan resmi mereka. 

Facebook menambahkan dalam kasus ini, orang-orang yang berada di balik aktivitas tersebut berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menggambarkan identitas yang tidak otentik.

Seperti yang pernah Tirto laporkan, polisi menyebut grup Saracen sebagai sindikat karena mereka memiliki struktur yang lengkap dan terorganisir di berbagai wilayah. Artinya, penyebaran konten ujaran kebencian yang dilakukan oleh grup Saracen ini bukan oleh orang per orang, melainkan kelompok.

Facebook beralasan, langkah ini mereka ambil karena mereka tidak menginginkan platform mereka menjadi medium yang dapat memfasilitasi manipulasi yang dilakukan oleh orang atau aktor tertentu. [tirto]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita