BMKG Minta Waspadai Ancaman Gempa di Kepulauan Mentawai

BMKG Minta Waspadai Ancaman Gempa di Kepulauan Mentawai

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG meminta masyarakat di Kepulauan Mentawai untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman gempa di wilayah tersebut. 

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly menjelaskan, Kepulauan Mentawai merupakan salah satu dari delapan zona kegempaan megathrust yang harus diwaspadai. Indonesia sedikitnya memiliki 295 sumber gempa bumi sesar aktif (yang baru/sudah teridentifikasi).

"Zona megathrust Mentawai merupakan zona yang paling diwaspadai lantaran di wilayah tersebut tersimpan energi besar yang belum terlepaskan dalam kurun waktu lama," ujar Sadly dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, dikutip Sabtu, 16 Februari 2019. 

Menurutnya, peristiwa gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi di sepanjang jalur subduksi (Megathrust) merupakan suatu proses lepasnya kuncian-kuncian yang selama ini menghambat pergerakan tektonik pada zona seismik tersebut.

Sebagai langkah pencegahan, lanjut dia, BMKG telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi gempa bumi dan tsunami melalui Sekolah Lapang Gempa (SLG) dan pemasangan 50 unit sensor Earthquake Early Warning System (EEWS) yang ditempatkan disekitar kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumatera Barat. 

"Rencana pemasangan sensor EEWS ini merupakan program yang telah lama dilakukan BMKG dan tidak ada hubungannya dengan isu/hoax ini," ujarnya. 

Sadly juga menyampaikan, saat ini Indonesia telah memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). 

Tetapi, evakuasi mandiri menjadi pilihan cerdas terutama bagi mereka yang bermukim di kawasan pesisir yang dekat sumber gempabumi tanpa harus menunggu informasi/warning dari Pemerintah/BMKG. 

"Apabila merasakan goncangan gempabumi yang kuat, maka segeralah pergi menjauh dari pantai. Apakah gempa akan memicu tsunami atau tidak, tidak menjadi masalah, yang penting jiwa sudah selamat. Ini perlu dibiasakan, dilatih, dan dibudayakan." [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita