Politik Pilih Jokowi atau Prabowo, Ini Pernyataan Gus Sholah di Pilpres

Politik Pilih Jokowi atau Prabowo, Ini Pernyataan Gus Sholah di Pilpres

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gus Solah sapaan akrab-KH. Salahuddin Wahid menegaskan diri jika dirinya berada di posisi netral alias tak memihak siapa pun pada pemilihan presiden tahun ini. Hal itu ditegaskan saat pertemuan kiai dari Jatim, Jateng, Jogjakarta dan Jakarta berkumpul bersama di dalam rangka Halaqah ke-4 komite Khittah 1926 di pondok pesantren Al-Wahdah, Lasem, Kamis (17/1).

Selain dihadiri KH Salahuddin Wahid (Jombang), kegiatan yang digelar mulai pukul 11.00 juga dihadiri KH. Nashikin Hasan (Jakarta), KH. Abdullah Muchit (Malang), KH. Suyuti Thoha (Banyuwangi), KH. Rozi Syihab (Pasuruan), KH. Yahya Romli (Tuban).

Kemudian, KH. Fadlolimoh Ruhan (Sekjen Aliansi Ulama Madura), Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro (Surabaya), Prof. DR Rohmat Wahab (Jogjakarta), KH. Ghozy Wahib Wahab (Jogjakarta), KH. Shodiq (Bumiayu), KH. Najih Maemoen Zuber (Sarang) dan KH. Ahfaz Abdul Hamid dan masih banyak kiai kenamaan lainnya.

Sambutan kali pertama disampaikan tuan rumah kegiatan halaqah KH. Ahfaz Abdul Hamid. Kemudian, panitia kegiatan H. Agus Sholahul. Kemudian dilanjutkan seminar/ halaqah, Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro.

KH. Ahfaz Abdul Hamid menuturkan KH. Baedlowi bin Abdul Aziz menginginkan apa yang menjadi cita-cita para sesepuh. Termasuk ikut serta komite khittah, karena mempunyai perhatian terhadap NU yang kini tidak pada garis perjuangan sesepuh.

Sementara, KH. Solahudin Wahib secara khusus memberikan klarifikasi tidak akan melibatkan diri di pemilihan presiden alias netral tidak memihak pasangan Jokowi dan Prabowo. Namun memihak kebenaran yang diyakini dalam hal ini adalah khittah.

”Jadi jelang tahun baru, KH. Said Aqil Siroj datang silahturahmi ke Tebuireng. Tidak lama beberapa jam kemudian sudah beredar video di mana-mana. Kemudian, ditambahi struktur dan kultur telah bersatu. Itu ditafsirkan sejumlah orang saya mendukung Pak Jokowi. Saya tegaskan tidak betul, saya netral tidak ikut mana-mana,” tegasnya di hadapan tamu yang hadir.

Berikutnya soal kunjungan sejumlah alumni Tebuireng bersama anaknya Ipang di kediaman Marif Amin ditafsirkan Jokowi. Lagi-lagi adik kandung Gus Dur itu membantahnya. Berikutnya, di Sodigiri, Pasuruan, Sabtu lalu ada deklarasi kiai-kiai termasuk dzurriyah atau anak cucu pendiri NU mendukung Prabowo.

”Lagi-lagi saya dibilang mendukung Prabowo. Sekali tegaskan saya tidak boleh mendukung siapa-siapa. Namun kita harus tegak mengikuti Khittah NU,” tegasnya.

Gus Solah mengutip dalam khittah NU. Disebutkan ada sembilan butir, pertama mukadimah, pengertian, dasar-dasar paham keagamaan NU. Lalu keempat sikap kemasyarakatan NU, perilaku yang dibentuk oleh dasar keagamaan dan sikap kemasyarakatan NU.

Kemudian, keenam ikhtiar yang dilakukan oleh NU. Fungsi organisasi dan kepemimpinan ulama, NU dan kehidupan bernegara dan terakhir katimaha atau penutup. Sementara yang baru dibicarakan point kedelapan NU dan kehidupan bernegara).

”Makanya harus dibahas satu-satu. Memang konteks pilpres kita fokus NU dan kehidupan bernegara. Namun saya juga ingin kutip butir nomor lima perilaku yang dibentuk oleh dasar keagamaan dan sikap kemasyarakatan NU,” paparnya.

Dalam khittah kelima tersebut di dalamnya ada 11 huruf. Gus Sholah  mengambil yang nomor lima yakni meluhurkan kekayaan moral, Akhlakul karimah dan menjunjung tinggi kejujuran  dalam berpikir, bersikap dan bertindak.

“Poin nomor lima ini sudah dilupakan. Jadi muktamar NU di Makasar dan Jombang, tidak mengambil pada butir tersebut. Di situ tidak tercantum akhlakul karimah, sikap amanah. Harusnya memang tetap harus dipertahankan,” tegasnya. [JP]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita