Lecehkan 5 Siswi, Mantan Pastor Dihukum 3 Tahun Penjara

Lecehkan 5 Siswi, Mantan Pastor Dihukum 3 Tahun Penjara

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan pastor Katolik di Desa Kalinowka, Polandia menjalani hukuman tiga tahun penjara karena melakukan pelecehan terhadap lima siswi. Tetapi Marta Zezula, seorang ibu yang kesaksiannya membantu menghukumnya, mengatakan, para korban adalah orang-orang yang dibuat merasa bersalah oleh sang pastor.

"Kami adalah penyihir, karena kami telah menunjuk pastor itu bersalah," gerutu Zezula sambil menyekop jerami menjadi pemotong sekam di lumbungnya di sebuah pemukiman kecil di Polandia Timur.

Banyak jemaat gereja percaya, dia dan ibu-ibu lain dari anak-anak yang dilecehkan sedang menghukum seorang pria yang tidak bersalah.

Berpenduduk 170 jiwa, Kalinowka letaknya di dekat jalan utama. Di sana ada Gereja Salib Suci, dibangun pada tahun 1880, berdiri di sebuah bukit yang menghadap ke tanah pertanian dan hutan yang penuh rusa.

Krystyna Kluzniak mengatakan, orang-orang harus memberikan waktu kepada pastor yang dipenjara untuk beristirahat. "Pastor itu keren dan kami merindukannya," katanya.

Pastor yang tidak bisa disebutkan namanya di bawah hukum Polandia, sekarang sedang diadili. Ia dituduh melecehkan seorang anak lainnya.

Pengacaranya, Marek Tokarczyk mengatakan, pastor membantah tuduhan itu. "Kami membutuhkan pengadilan yang adil," kata Tokarczyk.

Skandal serupa telah mengguncang Gereja Katolik dan memecah komunitas di Amerika Serikat, Irlandia, Australia, dan di tempat lain.

Tetapi Polandia adalah salah satu negara paling saleh di Eropa, di mana sebagian besar orang diidentifikasi sebagai umat Katolik dan gereja sangat dihormati.

Para pastor di sana aktif dalam perang melawan komunisme dan pada tahun 1989, dipimpin oleh seorang Paus Polandia, John Paul II. Gereja juga membantu menggulingkan pemerintahan Komunis.D

Direktur Kelompok Have No Fear, Marek Lisinski mengatakan, pihaknya sering mengadvokasi korban pelecehan pastor. "Jemaat sering memihak pastor dan mengucilkan para korban dan keluarga mereka," katanya kepada Reuters. [JP / todayonline]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita