Kerusuhan Terjadi di Rutan Solo, Takbir Dibalas Teriakan "Guk guk"

Kerusuhan Terjadi di Rutan Solo, Takbir Dibalas Teriakan "Guk guk"

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kerusuhan yang terjadi antara pembesuk dan sejumlah tahanan kelompok Laskar Islam dengan sekelompok narapidana (napi) kriminal (Blok C1) di Rumah Tahanan (Rutan) kelas IA Solo, Kamis (10/1/2018), diawali saling lihat dan saling ejek. Saat itu, teriakan pembesuk dibalas dengan ejekan dari para napi lain.

Informasi yang diterima menyebutkan kericuhan bermula saat jam besuk tahanan ketika sekitar 20 orang laskar tiba ke Rutan Solo untuk membesuk tahanan dari kelompok laskar. Para pembesuk dari kelompok laskar dibagi per kelompok lima orang dengan waktu sekitar 20 menit untuk menemui tahanan laskar di Aula Rutan.

Saat kelompok I kunjungan berjalan dengan aman. Saat kloter kedua dan pembesuk kelompok laskar hendak pulang, mereka meneriakkan takbir. Teriakan takbir dari kelompok laskar dibalas suara “guk-guk” dari tahanan Blok C1 yang berisi napi kriminal.

Kedua kelompok ini sebelumnya pernah terlibat cekcok. Para pembesuk laskar emosi yang selanjutnya mendatangi para napi di Blok C1 yang lantas dilempari batu oleh mereka. Pembesuk dari kelompok laskar membalas lemparan tersebut hingga terjadi aksi saling lempar batu.

“Mereka saling lihat, saling pandang karena cek-cok sebelumnya pernah terjadi antarkelompok yang sama pada Sabtu (29/12/2018) lalu. Sebelumnya sudah terkondisikan, namun Kamis ini kembali terulang. Pembesuk kelompok laskar sempat menarik baju salah satu warga binaan dari kelompok napi kriminal hingga terjatuh. Penghuni lain spontan membela,” jelas Kepala Rutan IA Solo, Muhammad Ulin Nuha, kepada wartawan, Kamis sore.

Melihat kejadian tersebut, pembesuk dari kelompok laskar langsung dibawa keluar oleh pihak pengamanan rutan, sedangkan tahanan dari kelompok laskar juga dipindahkan ke Ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan.

Sementara, dari pihak napi kriminal berusaha merangsek hingga menjebol pintu Blok C1 dengan Blok B. Merespons kejadian itu, satu satuan setingkat peleton (SSP) Dalmas Polresta Solo tiba di rutan untuk menetralkan keadaan.

Selang beberapa waktu kemudian, sekitar 150 orang Laskar Islam mendatangi rutan meminta Iwan Walet dikeluarkan. Setelah sekitar 30 menit menyemut di depan rutan, mereka membubarkan diri satu per satu. Iwan Walet atau Koes Setiawan Danang Mawardi merupakan napi kasus penganiayaan. 

Wakapolresta Solo, AKBP Andy Rifai, mengatakan keributan yang terjadi antar tahanan dan napi hanya kesalahpahaman. Lima tahanan dari kelompok laskar dipindahkan menggunakan mobil barracuda, begitu pula Iwan Wallet. Sisanya dibawa memakai mobil tahanan.

Pascakerusuhan, Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen (Pol) Ahmad Lutfi, mengunjungi rutan. Dia memastikan situasi bisa dikendalikan. [solopos]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita