Ibarat Batal Wudu, Alumnus 212 yang Juga Kader PBB Minta Yusril Mundur

Ibarat Batal Wudu, Alumnus 212 yang Juga Kader PBB Minta Yusril Mundur

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Keputusan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 terus menuai kritikan dan penolakan para kader. Salah satunya datang Caleg PBB untuk DPR RI asal Sumatera Barat, Buya Irfianda Abidin.

Irfianda mengatakan, PBB melekat di hati rakyat saat mendukung bela Islam dalam aksi 212. Sedangkan roh dari aksi jutaan muslim tersebut adalah ganti presiden. Apalagi, mayoritas kader PBB Sumbar dan Indonesia mendukung pasangan Prabowo-Sandi.

"PBB dilirik sejak aksi 212 dan rohnya jelas ganti presiden. Pegangan sahih ya hasil ijtimak ulama," tegasnya saat dihubungi JawaPos.com, Selasa (29/1).

Menurut alumnus 212 itu, keputusan Yusril itu dianalogikan seperti sudah batal wudu. Sehingga Yusril wajib segera diganti.

"Dalam salat, kalau imam batal wudu, harus digantikan makmum. Bukan makmum yang meninggalkan salat,"  tambahnya.

Perjuangan untuk ganti presiden dan ganti parlamen yang diserukan kader PBB terus berlanjut. Apalagi, masa pencoblosan Pemilu 2019 kian di ambang pintu. "Kemungkaran di internal, kader harus bertindak," kata Ketua Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) itu.

Irfianda memastikan, para kader PBB yang menjadi alumni 212 tidak berubah pilihan. Sesuai ijtimak ulama, yaitu memenangkan pasangan Prabowo-Sandi. Hal ini sejalan dengan keputusan Ketua Majelis Syuro PBB MS Kaban yang tetap mengarahkan kader PBB untuk mendukung paslon Prabowo-Sandi.

Sebelumnya, PBB resmi memberikan dukungan politik kepada Jokowi-Ma'ruf Amin. Keputusan ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Afrianyah Noer.

Keputusan mendukung Jokowi ini dilakukan setelah menyelenggarakan rapat pleno pada 18 Januari lalu. Rapat itu dihadiri oleh tiga unsur. Yakni Ketua Umum, Ketua Majelis Syuro dan Ketua Kahkamah Partai.

"‎Karena kami ingin pleno berjalan baik, sehingga tidak ada suasana yang berbeda pendapat, maka diambillah musyawarah ketiga orang yang beliau percaya," ujar Fery Noer kepada JawaPos.com, Sabtu (26/1). [JP]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita