Fakta-fakta Awan Berbentuk Ombak Besar di Makassar

Fakta-fakta Awan Berbentuk Ombak Besar di Makassar

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Awan hitam berbentuk gulungan ombak panjang yang menghiasi langit Makassar, Sulsel, menjadi perbincangan ramai masyarakat. Awan hitam ini terlihat pada tanggal 1 Januari 2018 kemarin.

Awan ini muncul pada pada pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita. Berikut fakta soal awan berbentuk gulungan ombak yang dirangkum detikcom, Kamis (4/12/2018):

Awan Hitam Hebohkan Pihak Bandara

Awan hitam ini menggantung di atas Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Menurut salah seorang pegawai bandara, awan ini berbentuk ombak yang panjang.

"Itu awan yang seperti ombak yang berada di atas bandara kemarin," kata salah seorang pegawai bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Ety saat dikonfirmasi detikcom.

Dia mengatakan awan ini terlihat sangat jelas di atas bandara lama Sultan Hasanuddin. Meski begitu, aktivitas penerbangan di sana tidak terganggu karena adanya awan itu. Memang sejak kemarin, wilayah Makassar dan sekitarnya diguyur hujan yang sangat deras. Hal ini berlangsung hingga pagi hari tadi.

Awan Jenis Kumulonimbus

Awan hitam berbentuk ombak di langit Makassar menjadi perbincangan warga. Awan itu ternyata berjenis Kumulonimbus.

"Itu awan jenisnya Cumulonimbus dan biasanya sering terbentuk saat musim hujan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Purwanto.

Purwanto mengatakan awan ini bergerak dari arah laut Makassar dan kemudian berkumpul di atas bandara dan terlihat sangat jelas. Dikatakannya, cuaca pada saat awan ini berkumpul terjadi hujan ringan dan angin bertiup sekitar 3 knot.

Menurutnya, awan jenis ini kerap mengganggu dunia penerbangan pada umumnya.

Memiliki Panjang 18 Km dan Tebal 14 Km

Awan Kumolonimbus menggantung di langit Makassar dan menghebohkan warga. Awan berbentuk gulungan ombak ini diketahui memiki panjang hingga belasan kilometer.

"Masuk ke darat mengarah ke bandara dimensi panjangnya sekitar 18 km," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Purwanto.

Tidak hanya itu, berdasarkan analisis Purwanto lebar awan Comulonimbus ini mencapai 14 kilometer dan puncak awan setinggi 5.000 meter. Oleh karena itu, pesawat masuk dan keluar ke bandara Sultan Hasanuddin akan berada di sekitar awan ini selama 10 menit.

"Sementara jaraknya dari permukaan tanah ke dasar awan sejauh 500 meter," ungkapnya.

Sempat Ganggu Penerbangan Udara

General Manager Airnav Makassar Novy Pantaryanto mengatakan bahwa kondisi awan yang berbentuk ombak itu adalah hal yang biasa terlihat dalam dunia penerbangan. Pilot biasanya akan mengecek cuaca sebelum melakukan penerbangan.

"Sampai pada batas tertentu pilot akan memutuskan apakah tetap holding atau menuju bandara alternatif," kata Novy.

Biasanya pilot pesawat akan mengantisipasi hal ini dengan membawa bahan bakar yang penuh. Meski begitu, awan ini sempat mengganggu penerbangan.

"Kalau mengganggu iya, sangat mengganggu," kata General Manager Airnav Makassar, Novy Pantaryanto saat berbincang dengan detikcom.

Berkumpulnya awan komulonimbus ini terjadi pada 1 Januari lalu sekitar pukul 08.00 WITA. Saat itu, ada lima pesawat yang berputar-putar menunggu cuaca yang semakin membaik.

"Pesawat berputar-putar di atas langit sekitar 15 menit dan saat sudah terbuka maka pesawat kemudian bisa landing," ungkapnya.

"Sempat terjadi jarak pandang di bawah 500 meter dari batas 800 meter. Kita informasikan ke pilot dan semua keputusan berada di pilot pesawat," ujarnya.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita