'Prabowo Dulu Dihina Kardus, Kini Jadi Ikon KPU'

'Prabowo Dulu Dihina Kardus, Kini Jadi Ikon KPU'

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Tim Sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Mustofa Nahrawardaya menganggap lucu keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang menggunakan kotak suara berbahan karton kedap air atau kardus pada Pemilu 2019.

Karena menurut dia, sebelumnya kardus sempat dihina-hina ketika Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut calon Presiden Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus. Namun, kini justru menjadi ikon KPU sebagai penyelenggara pemilu.

"Kardus, sebelumnya dihina-hina. Dipakai untuk menghantam kubu Prabowo. Sekarang, Kardus malah dijadikan ikon KPU. Insya Allah Prabowo Presiden NKRI 2019!," kata Mustofa melalui akun twitternya yang dikutip INILAHCOM, Minggu (16/12/2018).

Padahal, kata Mustofa, calon Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) sudah didukung oleh banyak partai politik pada Pemilu 2019 mendatang. Bahkan, logistik pun kemungkinan lebih banyak kubu sebelah.

"Sudah dibantu 10 Parpol besar. Diberi angin palsu oleh dua kutu loncat. Fulusnya gak terbatas. Ternyata masih belum juga percaya diri. Takut kalah. Kini mencoba pakai jurus paling memalukan seluruh jagad politik: pakai kotak kardus," ujarnya.

Oleh karena itu, Mustofa menunggu sikap dari kubu Jokowi-KH Maruf Amin terkait penggunaan kotak suara kardus KPU pada Pemilu 2019 mendatang.

"Kita tunggu aja, bagaimana cara rombongan Ce***g membela pernyataan bahwa Kardus Lebih Kuat dari Aluminium. Pastinya, alasannya lucu-lucu. Sampai pakai kardus segala. Kalau sampai kalah, betapa malunya," tandasnya.

Untuk diketahui, Ketua KPU RI Arief Budiman mengklaim kotak suara berbahan karton kedap air sudah digunakan sejak Pemilu 2014. Bahkan, pada Pilkada Serentak yang digelar tiga kali yakni 2015, 2017 dan 2018 juga sudah memakai kotak suara berbahan karton kedap air tersebut.

"Dan kami sudah memikirkan, memutuskan menggunakan karton itu karena kita lihat negara lain juga memakai itu, harganya juga jauh lebih murah dibandingkan yang alumunium," kata Arief.

Bukan hanya itu, Arief menjelaskan alasan lain KPU di daerah belum memiliki gedung sendiri sehingga jika menggunakan kotak suara berbahan alumunium akan terbebani dengan anggara untuk menyewa gudang.

"Ini juga memikirkan internal KPU daerah yang harus nyewa gedung. Nah, dengan karton kedap air ini bisa habis pakai maka kita enggak perlu menyimpannya. Kalau pakai alumunium kita harus bayar orang merakit dan beli baut baru, kemudian pasang lagi," tandasnya. [IN]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA