Pensiunan TNI Sebut Reuni Akbar 212 Bukan Radikal

Pensiunan TNI Sebut Reuni Akbar 212 Bukan Radikal

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Seorang purnawirawan TNI melihat kegiatan Reuni Akbar 212 bukan sebagai aksi radikal yang digelar di Monas, Jakarta pada Minggu (2/12/2018).

Acara Reuni Akbar 212 berlangsung secara aman, tertib dan damai. Padahal, jumlah peserta yang hadir dalam acara Reuni Akbar 212 tahun 2018 cukup banyak. Mengenai jumlah peserta, ada yang menyebut jumlah peserta Reuni Akbar 212 berkisar 5 juta hingga 13 juta orang.

Namun, masih ada saja segelintir orang yang menuding aneh-aneh acara Reuni Akbar 212 yang sudah dibuktikan berjalan aman, tertib dan damai. Bahkan, ada yang menuding Reuni Akbar 212 merupakan aksi intoleran yang ingin mensuriahkan Indonesia.

Ternyata, tuduhan itu tak terbukti. Karena, peserta Reuni Akbar 212 memperlihatkan semangat persatuan dan kedamaian selama acara berlangsung hingga selesai membubarkan diri. Sebab, panitia penyelenggara sudah menjamin tentang keamanan dan kedamaian.

Letjen (Purn) J. S. Prabowo menjelaskan adanya aksi 212 bukan untuk membuat kerusuhan, tapi mereka ingin mencari keadilan mengingat ada pejabat yang arogan tapi dilindungi habis-habisan.

Memang, Aksi 212 muncul saat itu untuk menuntut keadilan terhadap mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah melakukan perbuatan penistaan terhadap agama.

Akhirnya, Ahok divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara sehingga Ahok harus mendekam di penjara selama 2 tahun karena terbukti melakukan penistaan agama.

Meski Ahok sudah dipenjara, tentu muncul pertanyaan mengapa sekarang digelar terus acara Aksi 212. Maka, JS Prabowo melihat masih ada ketidakadilan yang dipertontonkan kepada rakyat.

"Lalu mengapa sekarang kok tiap tahun ada reuni aksi 212? Karena masih ada pejabat lain yang arogan dan tidak adil dalam masalah politik, hukum dan ekonomi. Jadi, masalahnya terletak pada ketidakadilan bukan radikal," kata Suryo Prabowo melalui twitternya yang dikutip INILAHCOM, Senin (3/12/2018).

Sementara Felix Siauw mengatakan tak perlu membalas orang-orang yang menuding Reuni 212 bentuk intoleran dan lainnya, tapi tunjukkan saja foto-foto yang sudah didokumentasikan tim media Reuni 212.

"Buat apa reuni 212? Intoleran tuh! Politisasi agama tuh! Ditunggangi noh! Sudah enggak usah dibalas, kasih lihat ini gambar, sambil senyum, kemungkinan besar stroke yang nyinyir, atau bertaubat Insya Allah #reuni212 #ukhuwah," kata Felix.

Bahkan, Felix sempat membuatkan puisi yang terinspirasi dari tokoh sepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus. Berikut petikan puisinya:

Terinspirasi Puisi Gus Mus

Kau ini bagaimana? Kau bilang yang datang 212 takkan banyak peminatnya, saat yang datang membludak kau bilang buih saja
Kau ini bagaimana? Kau katakan reuni 212 itu radikal, tapi kau sendiri mengancam tak pakai akal. Kau suruh kami hargai beragam, kau sendiri main ancam
Kau ini bagaimana? Kau bilang bebas berpendapat, aku datang 212 kau tuduh aku dibayar, aku tak datang 212 kau klaim persatuan sudah bubar
Kau ini bagaimana? Kau suruh aku untuk percaya dan yakin padamu, tapi Monas dan jalan-jalan penuh manusia kau bilang hanya hadir 40 ribu

Kau ini bagaimana? Aku angkat merah putih kau curigai, aku angkat kalimat tauhid kau tuduh aku tak cinta negeri, aku tak angkat apapun kau bilang nuraniku sudah mati
Kau ini bagaimana? Kau bilang Indonesia mau dipecah-belah, tapi melihat persatuan ummat di 212 engkau marah, terhadap para penjajah negeri malah engkau ramah
Kau ini bagaimana? Bendera tauhid kau bilang bendera HTI, diberi hadits kau bilang ini hadits lemah sekali, diberi yang shahih kau bilang khat di masa Rasul bukan yang ini
Kau ini bagaimana? Khat bendera aku ganti, kau bilang kenapa harus warnanya hitam begini, aku buat warna-warni kau bilang

sepantasnya
Kau ini bagaimana? Kau bilang pendapat orang harus dihargai, aku buat mimbar penyampaian pendapat, engkau persekusi engkau halangi
Kau ini bagaimana? Kau tuduh orang makar, kau yang main bakar, kau bilang orang radikal tapi logikamu tak masuk di akal
Kau ini bagaimana? Kau bilang jangan politisasi agama, tapi di pesantren-pesantren kau cari suara, kau tolak perda syariah, pas kampanye tiba-tiba pakaian
Muslimah
Kau ini bagaimana? Atau aku harus bagaimana? Kau masih manusia?
#reuni212 #gusmus #ukhuwah #felixsiauw #radikalisromantis. [inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita