Ma'ruf Amin Jawab Anggapan Dijadikan Cawapresnya Jokowi Cuma Diperalat

Ma'ruf Amin Jawab Anggapan Dijadikan Cawapresnya Jokowi Cuma Diperalat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon wakil presiden nomor urut satu Ma'ruf Amin mengajak para kiai Banten untuk kembali mengingat sejarah bangsa ini.

"Kita harus belajar dari sejarah, bagaimana para pendahulu kita membangun kesepakatan, mitsaq. Berupa NKRI dan Pancasila. Nabi sendiri pernah melakukan mitsaq, kesepakatan untuk kedamaian Madinah," kata Ma'ruf Amin ketika silaturahmi dengan nahdliyin di Kabupaten, Kota Serang, Kota Cilegon, di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, sebagaimana laporan Antara, hari ini.

Di Indonesia, menurut Ma'ruf Amin, para ulama juga menjaga negara ini dengan luar biasa. Ketika Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus, beberapa bulan kemudian, di bulan Oktober, Belanda dan Sekutu ingin merebut Indonesia. Para Ulama yang dipimpin Rais Akbar mengeluarkan Resolusi Jihad yang melahirkan semangat Umat Islam untuk melawan penjajah Belanda.

"Ulama kita telah membangun kesepakatan tentang konsep dan dasar Negara ini. Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan Pancasila. Kita harus menaati dan menjaga kesepakatan itu. Jika dilihat dari isi Pancasila, apa negara ini islami, ya tentu Indonesia ini negara kebangsaan yang bertauhid, karena ada Sila Ketuhanan yang Maha Esa," katanya.

Ma'ruf Amin juga mengingatkan para Nahdliyin untuk tidak kagetan. Terbawa arus opini yang mendegradasi santri dan kiai seolah Santri dan Kyai tak layak jadi pemimpin, tak layak jadi politisi dan memimpin birokrasi.

"Santri itu bisa jadi apa saja. Zaman dulu, Bupati dan Wedana itu Kyai, di Serang ada Kyai Sjam'un, Kiai Abdul Halim Bupati Pandeglang. Sekarang banyak juga santri dan kiai jadi kepala daerah. Jawa Barat dipimpin oleh kiai. Wakil gubernurnya kiai. Jawa Tengah wakil gubernurnya kiai, putranya Mbah Moen. Jawa Timur juga dipimpin Nyai Khofifah, dia itu santriwati. Gus Dur juga pernah jadi Presiden. Jadi kalau kiai dipilih jadi wakil presiden, bukan hal aneh," kata Ma'ruf Amin.

Karena itu, Ma'ruf Amin pun mengajak masyarakat untuk membantah anggapan bahwa dipilihnya dia sebagai cawapres oleh Presiden Joko Widodo hanya akan jadi alat.

"Masa saya jadi alat. Saya tentu paham politik. Sebab sejak muda saya sudah jadi anggota DPRD DKI, menjadi anggota DPR-MPR, menjadi Dewan Pertimbangan Presiden dua periode, menjadi Rais Am PBNU, Ketua MUI, masa bisa diperalat. Saya menerima tawaran menjadi wapres adalah untuk memperjuangkan kemaslahatan bangsa ini," katanya.

Upaya pembelaan terhadap umat, kata Ma'ruf Amin, dilakukan sejak lama dan banyak mendapat respon positif di era Presiden Jokowi.

"Saya pernah usul kepada Pak Jokowi, ekonomi Islam itu sangat penting bagi umat, sekaligus juga potensial untuk meningkatkan ekonomi nasional. Di antaranya adalah konsep bagi hasil. Kemudian Pak Jokowi setuju membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah. Saya usulkan juga agar Presiden langsung yang menjadi ketua Komitenya," kata Ma'ruf Amin.

Dia juga meminta pemerintah untuk perhatian kepada pesantren, yang kemudian direspon menjadi RUU Pesantren. [akr]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita