Lihat Fakta Ahok Ngamuk ke Wartawan, Bandingkan dengan Kritik Prabowo soal Liputan Reuni 212

Lihat Fakta Ahok Ngamuk ke Wartawan, Bandingkan dengan Kritik Prabowo soal Liputan Reuni 212

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Terungkap, wartawan dimarahi habis-habisan oleh Basuki Tjahaja Purnama yang mencuat setelah reuni akbar 212 dinilai sengaja dihapuskan dari peristiwa yang terjadi di Indonesia.

Peristiwa reuni akbar 212 yang menjadi perhatian media internasional itu dan diliput secara mendalam itu dianggap seperti sengaja mau dihapuskan dari pemberitaan atas peristiwa besar di Indonesia.

Tanggapan itu misalnya disampaikan pakar komunikasi politik UI, Effendi Gazali, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One.

Sedangkan terkait kelakuan Ahok , panggilan Basuki Tjahaja Purnama, yang ngamuk ke wartawan kembali terbongkar.

Seorang netizen dengan nama dulatips mengungkap peristiwa saat Ahok marah-marah kepada wartawan.

"haelaa.. Orang yg kemaren memuja tukang marahin wartawan juga. Sekarang lelaguan sok belain wartawan, bong.

liat nih tuan loe lebih gila memperlakukan wartawan!"


Akun Suryo Prabowo juga mengupload video Ahok saat diwawancarai wartawan dan menyinggung media Tempo, berikut unggahannya, geser ke kanan untuk melihat video:



A post shared by SuryoPrabowo (@suryoprabowo2011) on

Selain itu, saat acara yang disiarkan live di TV, Ahok memaki dengan menyatakan taik meski sudah berkali-kali diperingatkan, dia tak peduli dan terus memaki dengan ucapan tersebut.

Selain itu, Ahok memaki warga miskin, seorang ibu diteriaki sebagai maling di depan orang banyak dan dipublikasikan secara luas oleh media.

Karena itu, sejumlah netizen menilai, kelakuan Ahok yang dipuja-puja oleh sejumlah kalangan yang membenci reuni akbar 212 itu dinilai kontras dengan kritik yang disampaikan Prabowo Subianto dan sejumlah kalangan terkait peliputan media dalam reuni akbar 212.

Sementara itu, dikutip Tribunnews, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan, yang dimaksud calon presiden Prabowo Subianto soal media massa tidak memberitakan reuni akbar 212 secara objektif bukanlah secara keseluruhan.

Menurut Fadli Zon, ada beberapa media massa yang tidak menjalankan prosedur standar jurnalistik.

“Saya belum mendengar persis apa yang dikatakan Pak Prabowo Subianto, tapi saya kira yang dimaksud adalah ada sejumlah media yang tidak menjalankan prosedur standar jurnalistik gitu ya,” ujar Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (5/12/2018).

Selain itu, Fadli Zon menilai, pernyataan Prabowo Subanto tersebut berkaitan dengan proporsi pemberian yang tidak sesuai.

Padahal, lanjut Fadli Zon, reuni akbar 212 merupakan peristiwa besar yang layak menjadi berita.

“Bisa juga terkait dengan jumlah atau apa yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Saya kira itu nanti saya dengar lagi pendapat Pak Prabowo, saya menerima tamu dari pagi belum. Tapi saya kira dugaan itu terkait dengan tidak adanya suatu coverage yang memadai yang seusai dengan standar jurnalistik umum saya kira,” kata Fadli Zon.

Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyoroti media massa di Indonesia.

Prabowo Subianto menilai banyak media yang tidak fair karena tidak memberitakan reuni akbar 212 di Kawasan Monumen Nasional Ahad kemarin (2/12/2018).

“Beberapa hari yang lalu ada acara besar di Monas hadir jutaan orang tapi banyak media di Indonesia tidak melihatnya,” kata Prabowo Subianto di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu, (5/12/2018).

Padahal, menurut Ketua Umum Gerindra tersebut, jutaan orang hadir dalam reuni yang digelar sejak dini hari hingga siang itu.

Mereka hadir dari sejumlah daerah dengan sukarela, termasuk para penyandang kaum disabilitas.

“Jutaan orang hadir, tapi media kita tidak melihatnya. Ini aneh bin ajaib. Mereka saya katakan kelompok itu menunggu gue salah ngomong kemudian ‘digoreng’ lagi,” ucap Prabowo Subianto.

Menurut Prabowo Subianto, hampir semua media tidak mau memberitakan adanya 11 juta orang berkumpul di Monas dalam reuni akbar 212. Padahal hal tersebut merupakan momentum akbar yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia.

“Hebatnya media-media dengan nama besar dan katakan dirinya objektif padahal justru mereka bagian dari usaha memanipulasi demokrasi. Kita bicara yang benar ya benar, yag salah ya salah, mereka mau katakan yang 11 juta hanya 15 ribu. Bahkan ada yang bilang kalau lebih dari 1.000 minta apa itu terserah dia,” kata Prabowo Subianto. [swr]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita