Jam Dinding Ini Menunjukkan Waktu Terjadinya Tsunami

Jam Dinding Ini Menunjukkan Waktu Terjadinya Tsunami

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Sebuah jam dinding berusia cukup lama tergeletak di puing-puing reruntuhan rumah pembuat bakso Wahid di Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan.

Jam mati itu juga menjadi saksi bisu tsunami yang menerjang Lampung Selatan. Jarumnya menunjukkan hampir pukul 21.30 WIB, tepat saat terjadinya hantaman tsunami yang memporak-porandakan ratusan rumah dan korban jiwa pada Sabtu malam (22/12).

Desa Way Muli menjadi salah satu tempat yang terkena dampak gelombang tsunami paling parah.

Jumat lalu, Wahid tengah mengais barang-barang berharga miliknya meski sudah tertimbun dengan reruntuhan. Salah satunya adalah jam lama miliknya tersebut.

"Kejadian gelombang tsunami itu pukul 21.30 WIB dan saya sedang membuat bakso. Jam dinding ini tadinya tidak mati, ya rusaknya ini karena tertimpa bangunan saat gelombang tsunami itu merobohkan rumah," katanya saat ditemui di lokasi tersebut, Jumat.

Meskipun sudah tertimbun dengan reruntuhan bangunan rumah, dirinya berusaha untuk mencari barang-barang yang diperkirakan masih bisa terpakai.

"Usaha saya membuat bakso, dan saya yang menyuplai bakso ke seluruh pedagang bakso yang ada di wilayah Way Muli,"ungkapnya.

Selain Desa Way Muli, daerah yang paling parah terkena terjangan tsunami adalah Way Muli Timur dan Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Selain ketiga desa tersebut, wilayah lain yang terkena dampak gelombang tsunami itu adalah Desa Sukaraja, Canti, PPI BOM dan Pulau Sebesi. Kemudian, Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo dan Pulau Legundi, Kabupaten Pesawaran.

Di sisi lain, para pengungsi di kawasan itu juga mendapatkan hiburan musik tradisional angklung. Bagian dari program trauma healing ini terpusat di Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan.

Lokasi pengungsian dihuni ribuan warga ribuan pengungsi yang berasal dari Desa Tejang, Pulau Sebesi dan Sebuku, Kecamatan Rajabasa yang lokasinya berada tidak jauh dari kawasan Gunung Anak Krakatau.

Mereka dievakuasi oleh tim SAR gabungan menyusul aktivitas anak krakatau.

"Semoga para pengungsi merasa terhibur dan tidak sedih lagi dengan kejadian yang sedang dialaminya saat ini," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Sulistyaningsih. [cnn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA