Fahri Hamzah: Banyak yang Ingin SBY dan Prabowo Pecah

Fahri Hamzah: Banyak yang Ingin SBY dan Prabowo Pecah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menulis tentang tiga tokoh di Instagram, pada akun fahrihamzah. Setelah membahas Prabowo Subianto dan Amien Rais, kini giliran Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

Lewat postingan berjudul "Tiga Tokoh dalam Satu Barisan" itu, Fahri menulis beberapa isu inti tentang figur-figur yang bertarung dan dia kenal baik. Menurutnya, banyak rumor seolah-olah SBY tidak sepenuh hati mendukung Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Hal tersebut, kata politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, adalah kesalahan yang fatal. Sebab, SBY yang dikenalnya adalah manusia yang penuh perhitungan, salah seorang figur militer pemikir, dan ahli strategi.

"Banyak orang ingin agar terjadi perpecahan antara Pak SB Yudhoyono dan Pak Prabowo, dan terus mengembuskan seolah partai Demokrat tidak solid mendukung capres mereka. Yang benar adalah, SBY punya cara mendukung calonnya. Ini watak beliau, tidak bisa vulgar," tulis Fahri, Jumat (28/12).

Dia melanjutkan. Bisa dibayangkan kalau seorang mantan presiden dua periode yang memimpin republik ini selama sepuluh tahun, lalu melakukan kampanye terbuka dan vulgar. Guncangan bisa tak terkendali. Sekarang, kata Fahri, SBY sedang memainkan perannya mengambil porsi dalam kampanye terbuka awal 2019.

Fahri pun berandai-andai, ada dua figur utama yang mendampingi Prabowo jika menang Pilpres 2019; seorang Amien Rais yang guru besar politik UGM dan mantan ketua MPR yang mewakili latar sipil dan seorang SBY, mantan presiden dua periode berlatar belakang militer tapi intelektual. "Dua tokoh ini kokoh sekali," tegasnya.

Fahri bahkan menyarankan, kalau Prabowo-Sandiaga memimpin (2019-2024), maka kedua figur yang punya sejarah menjaga demokrasi Indonesia 20 tahun belakangan ini bisa menjadi penasehat pemerintah.

"Bahkan kalau bisa diadakan jabatan menteri senior seperti Lee Kwan Yew di Singapura. Sekali lagi karena SB Yudhoyono adalah jaminan penting bagi pemerintahan yang akan datang," sebut Fahri.

Terlebih lagi di depan ada krisis besar akibat kesalahan alokasi belanja rezim ini. Hutang terlalu besar sementara ketimpangan dan penapatan rakyat masih rendah.

"Kelebihan dua jenderal ini (SB Yudhoyono dan Prabowo) adalah sama-sama pemikir. Tapi jangan lupa bahwa mereka juga eksekutor. Sukses mereka telah tampak dan skala dari sukses mereka juga berskala negara. Ini kombinasi yang mematikan," tandasnya. [jpnn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita