Cerita Sanusi Digulung Tsunami Banten saat Ngobrol dengan Aa Jimmy di Tepi Pantai

Cerita Sanusi Digulung Tsunami Banten saat Ngobrol dengan Aa Jimmy di Tepi Pantai

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Trauma akan musibah tsunami Banten masih terngiang di benak A. Sanusi, Asisten Manager Komunijasi & CSR Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat Perusahaan Listrik Negara (UIT JBB PLN) Cinere, Depok. Dia melihat langsung bagaimana air bah menghempas panggung acara perusahaannya ketika menggelar gathering pada 21-22 Desember lalu.

"Acara itu dua hari. Malam pertama pada Jumat malam itu pembukaan. Pas kejadian (tsunami) itu pada malam kedua hari Sabtu," katanya pada Merdeka.com, Kamis (27/12).

Sons, begitu dia biasa disapa oleh rekan-rekannya menceritakan bagaimana ombak begitu hebat menyapu panggung hingga menyebabkan banyak korban meninggal. Sedangkan dia selamat dari maut karena tidak lain atas pertolongan Yang Maha Kuasa. Dia pun sangat bersyukur atas keselamatan yang diberikan padanya.

"Alhamdulillah saya selamat bahkan bisa menolong orang-orang saat kejadian," ceritanya.

Sebelum kejadian, dirinya sempat melihat kondisi cuaca yang sedikit mendung. Sekitar pukul 21.00 WIB katanya dia melihat bulan tertutup awan. Saat itu dia baru saja keluar dari penginapan. Dia pun sempat mengobrol dengan AA Jimmy dan Ade Team Lo dan berkata bahwa sekiat pukul 22.00 WIB akan turun hujan.

"Saya pun kemudian ke pinggir laut untuk melihat ombak. Nggak lama air tumpah ke darat," katanya.

Saat kejadian, jarak dirinya dengan pantai hanya sekitar lima langkah saja. Sedangkan jarak panggung dengan pantai sekitar tiga meter. "Tiba-tiba panggung roboh, saya lari baru beberapa langkah saya kegulung air. Dalam air saya sekitar lima menit. Saya ada di tengah-tengah air," kenangnya.

Selama ada di tengah air, Sons pun hanya bisa berdoa sebisanya. Yang ada dalam benaknya adalah gambaran keluarganya. "Dalam bayangan saya anak saja, saya udah lama lima menit dalam air muter lagi bolak-balik lagi ngga diatas permukaan, mungkin kalau saya naik keatas bisa kena material," kata dia

"Saya berdoa dan bilang kapan ini selesainya. Sekitar lima menit air mulai surut, saya pun ke daratan," tambah dia.

Dia sempat terombang-ambing di tengah air tanpa pertolongan apapun. Dia pun hanya mengikuti kemana arus air mengalir. Dia tidak berusaha naik ke atas air karena khawatir akan terbentur banyak material. "Saya diam saja, Cuma ngikutin arus air. Nggak berusaha naik ke atas. Setelah mulai surut baru saya ketemu batang pohon dan berusaha ke daratan," ungkapnya.

Dengan caranya bertahan di tengah-tengah air, Sons pun berhasil selamat dari maut. Ketika sampai di daratan dia pun langsung mengucap rasa syukur mendalam karena masih diberikan keselamatan.

"Saya ngga naik ke atas, karena di atas air kencang. Saya dalam air di tengah air ikutin air mau kemana arahnya sambil doa. Sempat mikir mati dalam hati. Terus ada batang pohon gores leher terus pegangan dalam kondisi sadar dan bilang kapan berhenti perasaan kok lama banget. Terus ngga lama tsunami Banten berhenti dan naik ke atas mau napas dan lihat banyak orang," tutupnya.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita