Bantu SAR Korban Tsunami, Kapal Patroli Bakamla Hadapi Gelombang Setinggi 2 Meter

Bantu SAR Korban Tsunami, Kapal Patroli Bakamla Hadapi Gelombang Setinggi 2 Meter

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Salah satu kapal patroli milik Bakamla, KN Belut Laut-4806 turut membantu pencarian dan pertolongan Search and Rescue (SAR) korban gelombang tsunami yang melanda perairan Selat Sunda di dua wilayah, yakni Provinsi Banten dan Lampung pada Sabtu malam (22/12) lalu. 

Kepala Bakamla, Laksamana Madya Bakamla A. Taufiq R. yang sedang kunjungan bilateral di Vietnam memerintahkan jajarannya, dalam hal ini Direktur Operasi Laut Laksamana Pertama Bakamla Nursyawal Embun agar segera mengerahkan unsur kapal patroli dan membentuk Tim Satuan Tugas khusus guna membantu proses pencarian dan pertolongan terhadap korban tsunami di wilayah Banten dan Lampung.

Saat itu juga, KN Belut Laut-4806 yang sedang melaksanakan tugas operasi di sekitar perairan Laut Jawa langsung bergerak menuju lokasi bencana. 

Sejak Minggu pagi (23/12), kapal patroli Bakamla yang dikomandani Letkol Bakamla Heni Mulyono itu sudah berada di Perairan Banten untuk melakukan bantuan SAR.

Selain mengerahkan satu kapal patroli, Bakamla juga mengerahkan satuan tugas khusus yang terdiri dari dua Tim Unit Reaksi Cepat Laut (URCL) beranggotakan 14 personel yang memiliki kualifikasi penyelam, SAR permukaan dan bawah air.

Tim URCL diperkuat dengan dua unit kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), delapan set alat selam, serta sarana dan prasarana pendukung SAR lainnya. Tim Satgas Khusus ini dipimpin oleh Komandan URCL Letkol Bakamla Puadi Hasani.

Minggu siang sekitar pukul 15.00 Wib, satu tim URCL bergerak dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT 2) Tanjung Priuk, Jakarta menuju Perairan Banten.

Sekitar satu jam Tim URCL melakukan perjalanan lintas laut menyusuri pesisir Utara Laut Jawa. Tim tersebut memang sempat menghadapi hambatan akibat cuaca di laut saat itu kurang bagus. 

"Gelombang air laut di pesisir utara Laut Jawa sekitar Tanjung Pasir saat itu cukup tinggi dengan ketinggian ombak dua meter, ditambah kecepatan angin yang mencapai 20 knot," kata Puadi. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita