GELORA.CO - Jubir Timses pasangan capres nomor urut 2, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi pidato cawapres nomor urut 1, Ma'ruf Amin.
TribunJateng.com, melihat melalui akun Twitter Dahnil Anzar @Dahnilanzar pada Rabu (14/11/18).
Mulanya, seorang netizen dengan akun @SuryaLubis77 mengunggah sebuah cuplikan video Pidato Maruf Amin.
"Perumahan itu punya siapa, punya Pak Jokowi, dana yang mengalir ke desa, punya Pak Jokowi, selagi orang yang matanya buta atau telinganya budeg nggak bisa mendengar tidak bisa melihat kenyataan yang ada, karena itu, harus dibukakan matanya, telinganya harus dibolongi, supaya mendengar supaya melihat," ujar Ma'ruf Amin.
Astaqfirullah pak kyai, pernyataan anda sungguh sesat lagi menyesatkan. Seperti Syaiton..Jalan, jembatan, perumahan utk rakyat, bantuan presiden semua bersumber dari pajak rakyat! Bukan punya jokowi!Allah membutakan hatimu dan menyumbat telingamu..Nauzubillahiminzalik.. pic.twitter.com/7xGGvie7uF— H. Surya Lubis (@SuryaLubis77) 14 November 2018
Lantas, Danil menyindir dan menyebutkan bahwa dana desa itu merupakan uang rakyat dan bukan uang pribadi.
Dahnil lantas menjabarakan bahwa pernyataan Ma'rfu Amin itu berbahaya.
"Duit Rakyat diakui duit pribadi itu berbahaya," tulis Dahnil.
Duit Rakyat diakui duit pribadi itu berbahaya....? https://t.co/jnAhZJaXeE— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) 14 November 2018
Sebelumnya,Calon wakil presiden pasangan Jokowi, Maruf Amin beberapa waktu lalu menyebut bahwa ada pihak yang buta dan budek ketika mengetahui pembangunan yang dibuat Jokowi.
Dalam peresmian rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10), Ma'ruf menyebut Jokowi telah berhasil membuat daerah makin maju.
"Apa yang telah dilakukan Pak Jokowi selama ini ternyata telah memberikan maslahat kepada seluruh rakyat Indonesia. Rakyat di Papua sudah merasakan hal itu," ujar Maruf Amin dilansir dari tayangan Talkshow Tv One, Senin (12/11/2018).
Namun menurut Maruf Amin, ada orang yang budek dan buta yang tak menyadari prestasi itu.
Orang yang buta dan budek itu lah yang menurut Maruf Amin akhirnya tidak bisa melihat kenyataan yang sebenarnya ada.
"Orang yang sehat bisa lihat kelas prestasi yang ditorehkan, kecuali orang yang matanya buta atau telinganya budek, Tidak bisa melihat tidak bisa mendengar kenyataan yang ada," kata Maruf Amin. [trb]