Rekaman Khashoggi Dibuka, Identitas Pembunuh Terungkap

Rekaman Khashoggi Dibuka, Identitas Pembunuh Terungkap

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Laman berita Turki mempublikasikan percakapan dan identitas beberapa orang di dua rekaman suara yang mengungkapkan detik-detik terakhir jurnalis Jamal Khashoggi terbunuh. Mengutip sumber-sumber keamanan Turki, kolumnis Haberturk, Cetiner Cetin melaporkan rekaman suara pertama pada Senin (19/11), di mana sesaat memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Khashoggi langsung dibekap.

"Lepaskan tanganku, apa yang Anda lakukan," kata Khashoggi dalam rekaman suara pertama .

Menurut laporan tersebut, terjadi perselisihan antara Khashoggi dan empat orang Saudi yang dapat didengar dalam rekaman selama kurang lebih tujuh menit itu. Keempat anggota tim dari Saudi kemudian membawa Khashoggi ke 'unit B' bagian gedung konsulat yang menaungi departemen administrasi. Rekaman suara selama empat menit dari bagian tujuh menitnya, tidak hanya melibatkan pertengkaran verbal, tetapi juga suara-suara pertarungan fisik dan kemudian pukulan keras yang kian menyiksa.

Selain suara empat pria, tiga orang lainnya dapat didengar melalui rekaman suara tersebut. Menurut laporan yang dilansir dari Huuriyet Daily News, salah satu suara merupakan suara dari Maher Abdulaziz Mutreb, seorang ajudan yang telah bepergian secara ekstensif dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Satu pria lain diduga adalah seorang konsul Saudi, Mohammad al-Otaibi, sementara identitas orang ketiga belum ditentukan.

"Pengkhianat! Anda akan dibawa untuk bertanggung jawab," kata Mutreb terdengar dalam rekaman kedua setelah Khashoggi dibawa ke unit B konsulat. Para pejabat Turki menyimpulkan bahwa suara tersebut benar adalah Mutreb yang dicocokkan dengan sampel suaranya yang direkam oleh polisi bea cukai Turki selama masuk ke negara itu dari Bandara Ataturk Istanbul beberapa jam sebelum pembunuhan.

Suara yang sama juga diidentifikasi dalam 19 panggilan telepon dari 'unit C' konsulat yang menaungi kantor konsul. Panggilan telepon yang pertama dilakukan hanya 13 menit setelah Khashoggi memasuki konsulat.

Suara pemukulan dan penyiksaan berlangsung selama 11 menit. Kemudian diikuti oleh keheningan selama satu jam dan 15 menit. Keheningan suara tersebut, dipercaya para pejabat Turki bahwa tim pembunuh Saudi yang mulai mengoperasikan pengacau frekuensi. Tiga pejabat Saudi kemudian terdengar menuruni tangga dengan cepat. Kemudian salah satu dari mereka mengunci pintu unit A dan yang lain menghapus rekaman kamera keamanan sebelum melepas hard disk.

Suara lain memecah keheningan dalam rekaman yang diduga merupakan suara Mustafa al-Modaini (55 tahun). "Ini mengerikan mengenakan pakaian seorang pria yang kita bunuh 20 menit lalu," kata dia dalam rekaman. Dia menolak memakai sepatu Khashoggi yang kesempitan, namun salah satu anggota tim Saudi mengizinkan dia memakai sepatunya sendiri.

Al-Modaini terekam CCTV konsulat mengenakan pakaian Khashoggi dan terlihat pergi ke tempat wisata di Istanbul, dalam upaya menyesatkan polisi. Seorang kolumnis Huuriyet Abdulkadir Selvi telah menulis pada 23 Oktober bahwa sepatu ketsnya adalah salah satu faktor yang mengungkapkan alur pembunuhan itu.

Haberturk menambahkan, bahwa pejabat Turki tidak memiliki rekaman dari 'unit C' konsulat, di mana dilaporkan tubuh Khashoggi dimutilasi. Namun, fakta dinding ketiga ruang dicat ulang meyakinkan. Sisa-sisa bahan kimia juga ditemukan di lantai. Sidik jari di sakelar listrik sudah diidentifikasi, termasuk di dalamnya merupakan sidik jari dari ahli forensik Salah Mohammad al-Tubaighi.

Turki menuntut Saudi untuk mengungkapkan semua pelaku dan dalang atas pembunuhan Khashoggi. Selain itu Turki juga mendesak Saudi mebeberkan keberadaan tubuh Khashoggi.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, konsulat Saudi di Istanbul tidak disadap oleh Turki. "Konsulat itu tidak disadap. Kami tidak bisa mengungkapkan sumber rekaman audio," kata Akar kepada BBC pada 19 November.

Akar menjawab pertanyaan apakah Turki akan membuat rekaman publik. "Saat ini, tidak. Tapi itu tergantung pada situasi, sesuai perkembangannya, di bawah kendali jaksa," katanya. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita