Petahana Terancam, Selisih Elektabilitas Jokowi - Prabowo Kian Menipis

Petahana Terancam, Selisih Elektabilitas Jokowi - Prabowo Kian Menipis

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Temuan riset nasional oleh Median tentang keterpilihan capres-cawapres pada Pemilu 2019 mendatang menunjukkan data yang menarik. Selisih di antara dua kandidat antara Jokowi dan Prabowo kian menipis. Situasi ini menjadi peringatan serius bagi kandidat petahana.

Hasil riset Median yang mengungkapkan selisih pasangan petahana Jokowi-Maruf Amin dengan Prabowo-Sandi kian menipis di angka 12,2% dengan rincian elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 47,7% dan Prabowo-Sandi di angka 35,5%. Sebanyak 16,8% responden belum menentukan pilihannya alias undecided voter.

Lembaga survei ini sejak Juni lalu juga merekam penurunan elektabilitas petahana yang saat itu masih belum berpasangan dengan Maruf Amin. Saat riset yang digelar mulai 5-16 Juli 2018 lalu terungkap elektabilitas Jokowi di kisaran angka 35,7%. Saat itu, Media menemukan alasan penurunan elektabilitas Jokwi disebabkan persoalan ekonomi, kesejahteraan, kemiskinan dan pengangguran yang dianggap menjadi masalah krusial di pemerintahan ini.

Rupanya, masalah tersebut juga menjadi pemicu yang ditemukan saat melakukan sigi terhadap pasangan capres-cawapres setelah resmi berpasangan pada 10 Agustus 2-18 lalu. Temuan Median pada riset kali ini juga merekam turunnya elektabilitas Jokowi di satu sisi, dan naiknya elektabilitas Prabowo-Sandi di sisi lain. Sebanyak 48,9% responden menilai persoalan ekonomi dan kesejahteraan menjadi pemicu turunnya elektabilitas Jokowi.

Median juga menemukan lima isu besar yang menjadi kekurangan pemerintahan Jokowi yakni masalah ekonomi yang dinilai memburuk, kenaikan harga sembako, BBM serta persoalan listrik yang mahal, pembangunan belum merata, kriminalisasi ulama serta bantuan yang dinilai belum merata.

Di sisi lainnya, riset ini juga menemukan merangkaknya elektabilitas Prabowo yang tampak hendak mengejar ketertinggalan atas Jokowi disebabkan mayoritas responden menginginkan perubahan, hadirnya pemimpin baru dan kecewa terhadap pemerintahan Jokowi.

Namun, temuan riset Median ini tampak berbeda dengan temuan riset oleh lembaga riset lainnya. Seperti hasil temuan yang dilakukan oleh LSI Denny JA yang mengungkapkan sebaliknya. LSI Denny JA dalam temuannya mengungkapkan faktor ekonomi menjadi penentu pemenang Pilpres 2019.

Dalam riset tersebut terungkap mayoritas responden yakni sebanyak 70% menilai kondisi perekonomian di Indonesia sedang dan baik. Hanya sebanyak 24,7% responden yang menganggap ekonomi di Indonesia tengah turun. Masih menurut riset LSI Denny JA terungkap mayoritas responden yakni 53,2% memilih Jokowi-Maruf Amin serta 31,2% memilih Prabowo-Sandi.

Temuan Riset Median ini seolah menkonfirmasi ihwal hasil riset internal Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi yang mengungkapkan pada Oktober lalu selisih antara Jokowi dan Prabowo tidak lagi terpaut jauh. "Menurut survei internal, selisihnya di bawah 16 persen," sebut sumber tersebut pada Oktober lalu.

Apapun hasil temuan Median ini dapat dijadikan modal bagi dua tim sukses atas evaluasi kampanye yang telah berjalan dua bulan terakhir ini. Temuan Media memberi pesan baik ke Jokowi dan Prabowo. Pesan untuk Jokowi, elektabilitas yang berada di bawah angka psikologis ini merupakan berita buruk bagi petahana. Sebaliknya, capaian Prabowo-Sandi saat ini dapat menjadi modal penting untuk menggantikan Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. [inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita