PDIP: Bisa Jadi Poster 'Raja Jokowi' Buatan Pendukung Sendiri

PDIP: Bisa Jadi Poster 'Raja Jokowi' Buatan Pendukung Sendiri

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - PDIP Jateng membuat analisa terkait dugaan siapa pemilik dan pemasang ribuan poster 'raja Jokowi' di seluruh kabupaten/kota di Jateng. Salah satu kemungkinannya adalah poster-poster itu buatan pendukung sendiri. Lho?

Ketua DPD PDIP Jateng, mengaku telah membuat analisa terkait siapa pemilik poster yang menurutnya jika dikumpulkan seluruhnya bisa mencapai 85 ribu tersebut. Dari pengakuan pihak-pihak pemasang yang ditanyai, mereka mengaku mendapat upah Rp 5 ribu plus bambu dan tali Rp 10 ribu untuk pemasangan satu poster.

"Sekali pasang, yang memasang dapat Rp 5 ribu, plus bambu dan tali Rp 10 ribu. Itu angka gede, belum percetakannya, pengangkutannya dan lain lain. Melibatkan uang besar, tidak kurang Rp 3,5 miliar sampai Rp 4 miliar," kata Bambang Wuryanto di Semarang, Rabu (14/11/2018).

Jika benar seperti itu, menurut Bambang, pembuat atau pemilik poster adalah orang kaya. Dalam analisisnya kemungkinan pemiliknya kemungkinan adalah kubu lawan politik. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa pemiliknya adalah pendukung Jokowi sendiri.

Namun terkait kemungkinan bahwa poster-poster itu dibuat oleh pendukung Jokowi sendiri, Bambang Wuryanto buru-buru menyebut bahwa jika benar demikian maka pendukung tersebut memiliki pemahaman organisasi yang tidak memadai.

"Tentu yang punya gawe (kepentingan) itu orang yang punya duit. Kalau (dibuat) pendukung Jokowi, maaf, pemahaman organisasinya rendah, pemahaman budayanya rendah. Tapi kalau lawan, dia jago, punya kecerdasan luar biasa, karena kalau keliru menurunkan (poster), isu tersebar PDIP turunkan gambar Jokowi, cari sensasi," terang Bambang.

Seperti diberitakan, ribuan poster 'Raja Jokowi' tersebar di seantero Jateng. PDIP memutuskan menurunkan poster tersebut karena tidak merasa mencetak dan mengeluarkannya, meskipun di poster itu ada logo PDIP.

Selain itu gambar Jokowi berpakaian raja justru merendahkan karena Jokowi adalah calon presiden yang maju melalui pemilihan umum.

"Ini merendahkan kecerdasan. Ini era demokrasi, pejabat politik, ini sebagai capres, artinya kalau kemudian dikatakan raja, raja kan tidak dipilih, harusnya dipilih, elektoral. Ini merendahkan kecerdasan PDIP," tegasnya. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA