Narasi 'Playing Victim' PDIP di Balik Poster Raja Jokowi

Narasi 'Playing Victim' PDIP di Balik Poster Raja Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tersebarnya poster bergambar Raja Jokowi di sejumlah daerah di Jawa Tengah memunculkan reaksi keras PDIP. Partai berlambang kepala banteng itu meradang menuding kelompok oposisi memainkan politik hitam. Pasalnya, pihak PDIP tak pernah mengintruksikan melakukan pemasangan poster tersebut.

Situasi ini lantas mengarah pada narasi politik playing victim. Seolah olah pemasangan poster sebagai upaya untuk menjatuhkan Jokowi. Tuduhan itu dialamatkan ke siapa lagi? Kalau bukan ke kelompok oposisi. PDIP pun menyebut atribut kampanye itu sebagai pelecehan terhadap Jokowi. Sehingga dilakukanlah pencopotan poster serentak.

Pencopotan dilakukan di sejumlah area jalan hingga di angkutan umum. Bahkan sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menuding poster Raja Jokowi merupakan black campaign untuk merusak nama Jokowi. “Atribut itu seolah mendukung kami, padahal bersifat black campaign,” kata Hasto, Selasa (13/11/2018).

Narasi tuduhan pada pihak oposisi di balik pemasangan poster Raja Jokowi, juga diungkapkan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto. Dimana dirinya menyebut pemasangan poster itu melibatkan uang besar. Kata Bambang, tentu pihak yang mendanai pembuatan dan pemasangan poster adalah orang yang memiliki uang besar.

Artinya, ada pihak yang sengaja mendanai kampanye hitam untuk menjatuhkan Jokowi. Karena kalau hanya simpatisan biasa, tidak mungkin memiliki dana sebesar itu. Dirinya kemudian membuat sebuah perincian singkat.

Bambang mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, terdapat sekitar 10 poster Jokowi Raja di setiap desa di Jawa Tengah. Sementara jumlah desa di Jawa Tengah sebanyak 8.559 desa.

“Ini analisis, analisis kan subyektif bukan fakta. Berarti ada 85 ribu lebih poster terpasang. Sekali pasang, yang memasang dapat uang Rp5 ribu per poster plus dengan bambu dan tali Rp5 ribu, jadi total Rp10 ribu per pasang,” kata Bambang.

“Dikali berapa, itu sudah kelihatan angkanya besar, belum lagi biaya cetak, pemesanan, dan pengiriman. Jadi ini melibatkan uang besar, di dalam cara berpikir kami, uang yang keluar tidak kurang dari Rp3,5 sampai Rp4 miliar. Ini uang besar, tentu yang punya gawe ini orang punya duit,” Bambang menambahkan.

KAMI Pendukung Jokowi

Narasi politik playing victim ini pun semakin menguat menyusul ditemukannya gudang penyimpanan poster ‘Raja Jokowi’ di wilayah Banyumas. Namun apa lacur dikata, pemasang poster itu justru dilakukan Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI) sebagai salah satu pendukung Jokowi. “Yang memasang itu anggota KAMI (Kaukus Anak Muda Indonesia) yang sudah deklarasi dukung Jokowi dua periode,” kata Ade Irmanus Sholeh, warga Desa Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (17/11/2018).

Sebelum mendapat tugas memasang poster raja Jokowi, lanjut Ade, semua koordinator kota dan kabupaten diundang oleh koordinator dari pusat di Jalan Siliwangi Semarang beberapa hari lalu. “Kalau tidak salah pertemuan itu sebelum tanggal 5 November 2018 di Jalan Siliwangi Semarang. Sehabis pertemuan itu, tidak lama logistik dikirim ke daerah,” ucap Ade.

Pertemuan itu lanjut dia, juga membahas rencana pemasangan baliho bergambar Jokowi. “KAMI semua koordinator kota dan kabupaten tidak dijelaskan secara gamblang dan jelas terkait spesifikasi gambar. Hingga akhirnya pengurus PDIP merasa keberatan dengan gambar Jokowi yang mengenakan mahkota dan logo partai,” papar Ade.

Namun PDIP sebaliknya justru mengklaim tidak mengenal nama kelompok KAMI yang memasang poster ‘Raja Jokowi’ di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. “Kami PDIP belum mengenal nama itu, dan baru dengar namanya saat mereka mengklaim sebagai pemasang poster,” ungkap Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto Jumat (16/11/2018).

Selain PDIP Jateng, Bambang memastikan nama KAMI juga tidak dikenal oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma’ruf Amin. “TKN pun tidak tahu dan tidak kenal, dan TKD tidak pernah bersentuhan,” terangnya. [nnw]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita