Ini Satu Faktor Penyebab Demokrat Tidak Serius Menangkan Prabowo-Sandi

Ini Satu Faktor Penyebab Demokrat Tidak Serius Menangkan Prabowo-Sandi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno terlihat lebih sering tampil dan melakukan kunjungan ke berbagai daerah untuk bersosialisasi ketimbang pasangannya, Prabowo Subianto. Sandiaga sempat berdalih bahwa dirinya lebih sering tampil ketimbang Prabowo lantaran dia masih kurang dikenal. Sementara Prabowo, kata Sandi, lebih dominan menanggapi isu-isu strategis, sesuai rancangan dan strategi pemenangan di Pilpres 2019.

Pengamat politik dari Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago berpendapat, fenomena itu tidak bisa dilihat secara normatif saja. Lebih dari itu, jarangnya Prabowo tampil di hadapan publik sebagai capres bisa diasumsikan dalam dua perspektif.

Pertama, Prabowo masih menganggap waktu penyelenggaraan Pilpres masih panjang, sehingga dibutuhkan strategi yang tepat. Kedua, lanjut Pangi, karena memang Mantan Danjen Koppasus itu tidak serius dalam memenangi Pilpres.

“Asumsi saya bisa saja memang Prabowo tidak serius (maju),” ujar Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Jumat (18/11).

Dia menduga, Prabowo hanya ingin menyelamatkan partai Gerindra di Pemilihan Umum Legislatif. Pangi berpendapat, hal ini melihat survei yang cenderung menampilkan elektabilitasnya yang masih stagnan.

Pangi menambahkan, Prabowo dan Sandiaga punya kepentingan masing-masing maju di Pilpres mendatang. Prabowo ingin menyelamatkan Gerindra dan Sandiaga ingin berinvestasi untuk kontestasi politik di 2024 mendatang. Karena itulah, pada persiapan Pilpres 2019 Prabowo terlihat hanya Sandiaga yang sibuk bersosialisasi.

"Bagi Prabowo, kalah pun enggak masalah. Sandi juga enggak ada beban karena itu adalah itu modal buat Sandiaga untuk di 2024,” katanya.

Merujuk dari ketidakseriusan Prabowo dan Sandi itulah, Pangi menilai wajar jika Partai Demokrat tidak all out ikut memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Demokrat bahkan lebih mementingkan dan fokus untuk menang di Pileg 2019. Karena alasan itu pula Demokrat berpikir pragmatis dan membebaskan kader-kadernya untuk memilih Prabowo atau Jokowi di Pilpres mendatang.

Begitu juga dengan PAN, menurut Pangi, sudah menjawab bahwa mereka tidak akan serius di Pilpres, dan justru serius di Pileg.

Kendati demikian, dia berharap, jarang tampilnya Prabowo murni karena menunggu momentum. Prabowo menganggap waktu masih panjang dan sedang merancang strategi yang tepat untuk memenangkan pertarungan.

“Ini tidak bagus bagi sistem perpolitikan dan demokrasi di Indonesia,” pungkasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita