Gerindra soal Janji Menteri Milenial: Jokowi Dulu Penuh Kebohongan

Gerindra soal Janji Menteri Milenial: Jokowi Dulu Penuh Kebohongan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Cawapres Sandiaga Uno kembali menjadi sorotan setelah menyatakan berjanji akan memberikan jatah kursi menteri kepada kaum milenial. Ada dua jatah kursi menteri yang dijanjikan akan diberikan ke kaum milenial, yaitu Menpora dan Menristekdikti.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mujahid menilai bahwa apa yang dijanjikan Sandi merupakan hal yang penting. Sebab, menurutnya, kontribusi anak muda di jajaran kabinet sangat diperlukan.

"Pemberian kursi menteri untuk milenial seperti pernyataan Sandi adalah hal yang sangat penting dan merupakan keharusan. Sandi berjarak dekat dengan generasi milenial, sehingga akan nyambung pola pikir dan pola kerjanya," kata Sodik kepada wartawan, Senin (12/11).

Menurutnya, milenial perlu diberikan kesempatan untuk turut dalam membangun bangsa. Apalagi, banyak dari mereka yang memiliki komitmen dan profesional.


"Milenial adalah masa depan bangsa yang perlu diberi kesempatan. Milenial banyak yang komitmen dan profesional," tuturnya.

Sodik kemudian membandingkan dengan janji politik Jokowi saat Pilpres 2014 lalu. Menurutnya, janji orang nomor satu di Indonesia tersebut penuh kebohongan.

Diketahui, Jokowi pernah menyatakan ingin membentuk kabinet ramping dan tanpa bagi-bagi kursi untuk koalisi parpol pendukung. Nyatanya, saat mengumumkan Kabinet Kerja, 16 kursi menteri diisi oleh kader parpol koalisi pendukung.

"Kalau bicara bahwa Jokowi tidak pernah janji dalam penyusunan kabinet adalah salah besar. Jokowi dulu justru penuh kebohongan mendasar dalam pemasangan kabinet," jelasnya.


"(Jokowi janji) tidak akan ada pembagian kekuasaan dengan partai. Nyatanya kabinet dibagi dengan partai-partai. Dilarang ketua partai jadi menteri, faktanya beberapa ketua partai jadi menteri," lanjutnya.

Hal itu, menurut Sodik, menjadi bukti perbedaan janji politik Sandi dengan Jokowi. Ia yakin, Sandi tidak hanya sekedar mengobral janji, namun betul-betul profesional dan berkomitmen demi masa depan bangsa.

"Hal ini yang membedakan dengan Sandi yang bukan tukang obral janji. Tapi atas dasar profesionalisme dan komitmen kepada masa depan bangsa," pungkasnya. [kumparan]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA