Gerindra ke PBB: Perjuangan Kita untuk Bangsa, Bukan Bagi-bagi Kursi

Gerindra ke PBB: Perjuangan Kita untuk Bangsa, Bukan Bagi-bagi Kursi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua DPP Partai Gerindra, Kobalen menyoroti perkembangan dan tanggapan elite Partai Bulan Bintang (PBB), perihal sikap dukungannya di Pilpres 2019.

Kobalen menjelaskan, bahwa kontestasi Pilpres merupakan perjuangan untuk memperbaiki nasib bangsa. 

"Para partai pengusung bergabung disini (Prabowo-Sandi) karena kesamaan pandangan perjuangan, dan tidak ada yang membawa agenda pribadi partainya, walau itu normal," kata Kobalen, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Kobalen mengatakan, tidak tepat jika Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra mengaitkan antara Pileg dan Pilpres. Apalagi, menggunakan analogi perpolitikan di Malaysia. 

"Jika kader-kader PBB memang berbuat untuk rakyat, pasti rakyat akan memilihnya," ucap dia.

"Pilpres ini bicara tentang bagaimana memenangkan pimpinan baru dan bukan untuk bagi-bagi kursi perlemen. Kita dan rakyat resah dengan kondisi saat ini, harga-harga tinggi, pengangguran bertambah, kesehatan dan lainnya. Ini yang menjadi fokus perjuangan kita," beber Kobalen. 

Hari ini, lanjut dia, rakyat sudah sangat cerdas dalam berpolitik. Jika kader-kader PBB selama ini memang berbuat untuk rakyat, pasti akan dipilih rakyat.

"Jadi, mengapa harus khawatir tidak terpilih?," ujar Kobalen.

Kobalen mengatakan, dirinya tidak keberatan dengan apapun pilihan politik Yusril.

"Sebab beliau lebih paham akan apa yang diputuskannya dan itu adalah hak beliau, namun saya menyayangkan pernyataan bang Yusril tentang take and give dan istilah menggergaji yang tidak pada tempatnya, sehingga merasa perlu untuk mengklarifikasi poin-poin tersebut secara jelas berdasarkan kenyataan," ucap dia.

Lebih jauh, Kobalen juga mengingatkan Pilkada Belitung Timur 2015 ketika Gerindra mengusung Yuslih Ihza Mahendra, yang tak lain adalah kakak Yusril sebagai calon Bupati. 

"Silahkan tanya langsung ke bang Yusril tentang kebenarannya. Itu Mas Ferry kurang informasi dan tidak tahu prosesnya. Silahkan tanya ke Bang Yusril, posisi Gerindra saat itu sebagai pendukung atau pengusung dan apa yang akan terjadi jika saat itu Gerindra tidak ikut (mengusung)," tutupnya. [tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA