Fahri Hamzah Bandingkan Karakter Pejabat yang Suka Menghardik dan yang Bisa Kasih Argumen

Fahri Hamzah Bandingkan Karakter Pejabat yang Suka Menghardik dan yang Bisa Kasih Argumen

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menilai, upaya yang dilakukan oleh Sandiaga Salahuddin Uno untuk menjawab keresahan warga harus dilakukan oleh sejumlah kalangan yang ikut dalam gelanggang Pilpres 2019.

Masyarakat butuh jawaban yang sejuk.

Salah satunya adalah saat pejabat melakukan kunjungan, blusukan, bertemu warga, maka mereka harus bisa mengayomi warga.

Pejabat itu harus bisa memberikan argumen dan tidak menghardik warga.

"Pejabat itu jangan memusuhi warga dan harus bisa memberikan argumen yang dibutuhkan," kata Fahri Hamzah dengan menyertakan tautan dalam kicauannya di Twitter.

Ini yang saya maksud.

Sebuah argumen harus dijawab dengan argumen.

Jangan dengan hardikan. #PilpresMantap #Pilpres2019 #Pilpres2019OK

Dalam kicauannya itu, Fahri Hamzah ikut memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres), Sandiaga Salahuddin Uno.


Sebelumnya, Sandiaga Salahuddin Uno memberikan kicauan disertai potongan video, saat dirinya menghadapi warga.

Ironis melihat hasil sawit kita diekspor sebagai CPO( Crude Palm Oil) lalu diimpor lagi sebagai bahan jadi.


Sumber daya alam yang kita miliki tidak diolah dan tidak memiliki nilai tambah yang tinggi.



Ini yang harus diubah, kita harus mampu membangun industri pengolahannya.



Industri ini selain dapat mendorong ekspor kita, juga dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru di negara kita.



Kita sbg bangsa yg besar harus mampu menguatkan industri2 yg berbasis ekspor & padat karya. Kita akan buka lapangan kerja seluas-luasnya untuk putra-putri Indonesia.


Menurut Fahri Hamzah, tawaran dan upaya seperti dilakukan Sandiaga Salahuddin Uno itu harus dipilih oleh mereka yang mengikuti Pilpres.

Fahri Hamzah merasa geram dengan upaya yang digulirkan sejumlah pihak yang sama sekali tidak membangun.

Berlama-lama dalam olok-olok masa lalu ini bikin #Pilpres2019 kehilangan makna kenapa waktu kampanye diperpanjang dari hanya 3 bukan menjadi hampir 8 bulan?


Maksud awalnya adalah agar rakyat lebih mengerti kandidatnya mau ke mana? Ini maksud awalnya.



Malah saya melihat, kedua kandidat kayak mulai kewalahan.



Macam petinju yang diperpanjang rondenya jadi 50 ronde, kelihatan sempoyongan dan serangan mulai tidak terarah di tengah itu ada ancaman penggunaan sumber daya negara yg seharusnya netral.



Ayolah @KPU_ID yang kreatif dikit dong, bikin permainan yang menarik dan edukatif bagi rakyat...demokrasi adalah permainan dinamis dan kadang keras tapi tidak berbahaya.




Fahri Hamzah merinci:

Tantangan pak @jokowi masih besar pada menjawab janji dan dugaan dusta.

Sementara tantangan pak @prabowo masih kuat pada menjawab tuduhan dari masa lalu. [trb]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita