Elektabilitas Prabowo Kejar Jokowi, Demokrat: Incumbent Mangkrak

Elektabilitas Prabowo Kejar Jokowi, Demokrat: Incumbent Mangkrak

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Selisih elektabilitas antara Joko Widodo dan Prabowo dalam survei tak terlalu jauh lima bulan jelang pemungutan suara Pilpres 2019. Elite Demokrat sebagai koalisi pendukung Prabowo merespons positif hasil survei tersebut.

Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan hasil survei Median membuktikan belum ada satupun capres yang unggul telak. Dengan survei ini menurutnya kompetisi pilpres masih panjang.

"Benarlah dugaan kami selama ini kalau elektabilitas pak Jokowi memang ketahan tidak naik-naik, alias incumbent 'mangkrak'. Artinya incumbent itu ketika maju kembali kan yang dinilai oleh publik kinerjanya. Kinerja ini biasanya linear terpotret di elektabilitas," kata Jansen kepada VIVA, Rabu, 28 November 2018.

Jansen menilai kinerja Jokowi sebagai capres petahana kurang baik. Ia membandingkan dengan kinerja Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ketika maju kembali sebagai capres petahana di Pilpres 2009. Kata dia, saat itu, elektabilitas SBY kuat karena stabil di kisaran melebihi 60 persen.

"Sehingga ada kalimat ketika itu, SBY dipasangkan dengan siapapun pasti akan menang dan terpilih kembali. Jadi, jangan dibilang kinerja Jokowi ini lebih baik dari SBY," tutur Jansen yang juga juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno itu.

Kemudian, dengan selisih hanya 12,2 persen merujuk survei lembaga Media Nasioal (Median), ia optimis Prabowo bisa menyalip Jokowi. Sisa kurang lebih lima bulan lagi salah satu alasannya. Selain itu, keyakinan Jansen karena masih ada tahapan debat capres yang diprediksi menjadi keunggulan Prabowo-Sandi

"Belum lagi nanti masuk di debat pilpres, kami yakin dengan visi misinya membangun Indonesia yang lebih baik dan besar, pak Prabowo akan memenangkan kompetisi ini," sebut Jansen.

Sebelumnya, dalam survei Median, Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 47,7 persen. Sementara, Prabowo-Sandi memperoleh 35,5 persen. Selisih dua pasangan ini hanya 12,2 persen. Adapun yang belum menentukan pilihan sebanyak 16,8 persen.

Survei ini dilakukan pada 4 sampai 16 November 2018 dengan metode secara random dengan teknik multistage random sampling. Responden dalam survei ini sebanyak 1.200. Margin of error dalam survei ini sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita