Akademisi: Gairah Reuni Akbar 212 Tak akan Sebesar Saat Jatuhkan Ahok

Akademisi: Gairah Reuni Akbar 212 Tak akan Sebesar Saat Jatuhkan Ahok

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Meski aparat kepolisian melarang diselenggarakannya Reuni Akbar Alumni 212, namun pihak penyelenggara tetap optimistis menggelar aksi yang akan dihelat pada 2 Desember mendatang. Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) Donny Gahral Adian mengatakan, Aksi Bela Islam 212 yang pada pertama kali dihadiri oleh jutaan orang beberapa tahun lalu itu merupakan luapan kekesalan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Aksi 212 bisa diikuti oleh jutaan orang karena kasus penodaan agama yang dilakukan oleh Ahok, kemudian dianggap sebagai ancaman," kata Donny dalam diskusi bertajuk 'Reuni Akbar Alumni 212, Melacak Motif, Menimbang Implikasi, Sosial Politik' di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (16/11).

Donny mengaku pesimistis, Reuni Akbar Alumni 212 mendatang akan kembali dihadiri oleh jutaan orang seperti pada awal kegaiatan itu berlangsung. Awalnya, kegiatan itu mampu mengumpulkan 7 juta orang.

Akademisi itu pun mencontohkan bahwa, revolusi hanya terjadi satu kali di sebuah negara. Analogi lain, pukulan petinju pada ronde ke-12 tak sekeras pukulan pada ronde ke-1. Sehingga daya gebrak ataupun jumlah peserta aksi tak akan sebanyak aksi awal.

"Apakah 212 bisa akbar lagi? Saya kok pesimistis," ucapnya.

Selain itu, Donny pun meyakini di balik Reuni Akbar Alumni 212 terdapat agenda politik. Sebab, aksi itu digelar bertepatan pada agenda politik Pilpres 2019.

"Ada kepentingan politik sehingga sampai saat ini masih terakomodasi," pungkasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita