Usai Drama Ratna, Publik Makin Simpati atau Antipati ke Prabowo?

Usai Drama Ratna, Publik Makin Simpati atau Antipati ke Prabowo?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Sambil menahan tangis, perempuan itu menyampaikan pengakuan dosa, kemarin Rabu (3/10). "Bohong itu sebuah perbuatan yang salah dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan. Kecuali mengakui dan memperbaikinya".

"Mudah-mudahan dengan itu semua, pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir".

Itulah sepenggal klarifikasi Ratna Sarumpaet. Beberapa hari sebelumnya ia membuat heboh masyarakat dengan kabar pengeroyokan oleh tiga orang laki-laki di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Buntutnya, kini ia ditetapkan sebagai tersangka. Diduga hendak melarikan diri ke Chili, Ratna pun diamankan ketika berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Gara-gara drama Ratna ini juga sejumlah politisi dipolisikan. Sebut saja Fadli Zon dan Amien Rais. Sementara itu, tahu mantan anak buahnya menjadi 'pencipta hoax terbaik', calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf kepada masyarakat.

Pasalnya, mantan Danjen Kopassus itu sempat juga bereaksi keras atas kabar pengeroyokan terhadap ibunda Atiqah Hasiholan tersebut. "Jadi, saya di sini atas nama pribadi dan juga sebagai pimpian dari tim kami, meminta maaf telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," kata Prabowo di kediamannya Rabu (3/10) lalu.

Menariknya, meski terang-terangan kabar penganiayaan itu hoax, namun pengakuan dosa Ratna dan permintaan maaf Prabowo justru relatif memberikan keuntungan positif. Meski seorang Raja Juli Antoni menilai dalam kasus Ratna, Prabowo lupa tabayun, namun tak sedikit politisi yang menyanjung sikap tegas dan ksatria Prabowo.

Sebab, tak hanya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, Prabowo juga memecat mertua Rio Dewanto itu. Posisi Ratna Sarumpaet kini digantikan oleh seorang dokter milenial, Gamal Albinsaid.

Beberapa pengamat dan politisi berpendapat drama Ratna adalah sebuah propaganda yang sengaja diciptakan, untuk menumbuhkan ketakutan. Di sisi lain, ada pihak-pihak tertentu yang tanpa disadari masyarakat, mendapat keuntungan elektoral.

JawaPos.com mencoba mengumpulkan opini dari masyarakat tentang drama hoax Ratna Sarumpaet dan dampaknya terhadap simpati ke Prabowo cs. Sebanyak 16 orang dari berbagai latar belakang secara random dipilih dan diwawancarai mengenai hal ini.

Ahmad Saputra, 23, memiliki keyakinan bahwa drama Ratna berkaitan erat dengan upaya kubu Prabowo meraih simpati dari masyarakat. Mahasiswa Ilmu Komunikasi, IISIP Jakarta itu curiga, kebohongan Ratna memang sengaja didesain untuk itu.

"Yang jelas citra Prabowo agak tercoreng dengan berita ini. Tapi, bisa jadi ini strateginya," katanya, Sabtu (6/10).

"Prabowo membela orang yang justru merusak citranya. Kalau rakyat simpati dengan ini. Jelas ini suatu yang positif jelang pemilu bagi kubu Prabowo," ucap Ahmad.

Sama seperti kebanyakan orang yang merasa kena tipu, Izet Ismail, 26 emosi mendengar kabar pengeroyokan terhadap aktivis HAM senior itu. Namun, ketika mendengar pengakuan dosa dari yang bersangkutan, emosi itu berubah menjadi rasa tidak hormat terhadap Ratna.

"Saya merasa tertipu dan tidak respect kepada Ratna Sarumpaet," katanya. 

Yang menarik, meski mengaku tidak respect terhadap Ratna, toh Izet - seperti dugaan Ahmad - justru menaruh simpati terhadap Prabowo. Itu lantaran dengan besar hati dan ksatria, Prabowo meminta maaf kepada masyarakat atas ulah Ratna.

Pemintaan maaf Prabowo itu pun semakin menguatkan keyakinan Izet bahwa pasangan Prabowo-Sandi bisa dipercaya untuk memimpin Indonesia. Sedikit berbeda dari Izet, Navy Asha Meharsih, 20, mengaku tidak terkejut dengan kebohongan Ratna.

Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor itu meyakini drama yang dibuat Ratna tidak ada kaitannya dengan Prabowo. "Saya percaya Pak Prabowo," katanya mantab.

Bukan hanya tak terkait Prabowo, Edo Pamadinsa, 23 malah menduga drama Ratna adalah pesanan dari kubu petahana Joko Widodo (Jokowi). "Saya curiga ini adalah skenario yang dibuat oleh kadernya Jokowi, dengan cara main belakang dengan Ratna Sarumpaet, yang bertujuan menjatuhkan kredibilitas Prabowo-Sandi".

Namun, sejumlah responden lain yang berpartisipasi dalam vox pop ini, percaya bahwa kebohongan Ratna merugikan kubu Prabowo. Julia Stefani, 21, misalnya. Mahasiswa Uhamka yang sedari awal tidak percaya ada pengeroyokan itu menilai hoax Ratna benar-benar telah mempermalukan Prabowo.

Senada, Ismail Agung Rusmadipraja, 27 juga menyebut langkah Ratna - jika diasumsikan ada tujuan politis - benar-benar menjadi satu blunder bagi kubu Prabowo. "Ya mempengaruhi elektabilitas Prabowo-Sandi," ucap pemerhati alam tersebut.

"Saya jadi meragukan elektabilitas mereka. Karena seharusnya mereka mengecek terlebih dahulu sebelum membela kebohongan Ratna," imbuh Ahmad Syahri, 25, mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Politik Universitas Mercubuana.

Sementara itu, Wisnu Kuncoro, 24, seorang tenaga pemasaran salah satu perusahaan ekspedisi yakin masyarakat kini sudah semakin cerdas. Dia mengatakan, meski Prabowo sudah meminta maaf, namun belum tentu masyarakat mau memilih pemimpin yang tidak bisa tabayun.

"Dari sekarang aja mereka sudah membohongi masyarakatnya. Bagaimana ketika memimpin? Kalau saya sih sudah tidak percaya," ujarnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita