Tim Jokowi-Ma'ruf Dekati Taipan untuk Galang Dana Kampanye

Tim Jokowi-Ma'ruf Dekati Taipan untuk Galang Dana Kampanye

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Tim Kampanye Nasional atau TKN Jokowi-Ma'ruf Amin bakal mendekati para konglomerat atau taipan untuk sumbangan dana kampanye di Pilpres 2019.

Upaya itu dilakukan dengan menawarkan program - program dua jago pasangan yang mereka usung, untuk membantu operasional kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami akan jual program Pak Jokowi. Terutama (ke) para taipan," kata Bendahara TKN, Wahyu Sakti Trenggono, usai peluncuran rekening dana kampanye Jokowi-Ma'ruf di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Selasa 16 Oktober 2018.

Trenggono menyebut, tidak ada batasan bagi siapapun individu atau korporasi yang ingin menyumbang. Hanya untuk permulaan, pengusaha yang punya kedekatan dengan partai koalisi ataupun individu yang berada dalam tim bisa menyuntik sebagai modal awal.

"Belum (ada sumbangan), ini kan masih banyak bencana. Kita orientasinya (setelah) Palu selesai," kata dia.

Trenggono yang juga berlatar belakang pengusaha ini, tak menampik kehadiran Roesan Perkasa Roeslani selaku ketua umum Kamar Dagang dan Industri dan Bahlil Lahadalia, ketua umum Himpunan Pengusaha Indonesia bakal dimanfaatkan mencari dana kampanye.

Jejaring keduanya, setidaknya membantu mendekati para pengusaha dengan catatan dana yang disumbangkan bisa dipertanggungjawabkan. "Misal, kita bikin malam dana, kita minta Rosan bantu undang teman- teman pengusaha," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bendahara TKN, Rerie Lestari Moerdijat menjamin dana kampanye bakal disampaikan secara transparan. Sumbangan dari individu dan korporasi wajib mengisi formulir yang telah disampaikan.

Cara itu dilakukan, agar seluruh dana kampanye dapat diketahui identitasnya dan jauh dari uang - uang yang berasal dari tindakan kejahatan. "Berdasarkan pengalaman lalu. Tim kampanye Jokowi-JK mengembalikan juga ke kas negara. Karena, ada beberapa sumbangan tidak dikenal tidak dilengkapi, maka kita kembalikan," kata Wahyu.

"Dana yang masuk (dipastikan) bukan dari orang atau perusahaan bermasalah," tambahnya. [viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA