Seperti yang Diduga, Pertemuan IMF-Bank Dunia Hasilkan Rencana Kejahatan Baru

Seperti yang Diduga, Pertemuan IMF-Bank Dunia Hasilkan Rencana Kejahatan Baru

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Gerakan Rakyat Menentang (GRM) IMF dan Bank Dunia berdemonstrasi di kawasan Nusa Dua, Bali sebagai bentuk sikap politik terhadap hasil pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.

Menjelang penutupan, pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali disebut hanya menghasilkan rencana baru kejahatan mereka dengan menggelontorkan utang baru bagi pemerintah.

"Utang tersebut adalah investasi asing untuk mempercepat perampokan terhadap kekayaan alam dan membuat kemiskinan semakin memburuk," ujar Koordinator GRM IMF-WB, M. Ali dalam keterangan resmi, Senin (15/10).

Ali menuturkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo justru memberi tempat bagi IMF dan Bank Dunia untuk merampok dan memiskinkan rakyat sebagai hasil baru yang disepakati dalam pertemuan tahunannya tersebut. Dengan kata lain, pemerintah kian menunjukkan secara terbuka sebagai kekuasaan yang anti-demokrasi dan menebar teror terhadap rakyatnya dengan menindas rakyat yang menentang perampokan IMF dan Bank Dunia.

Buktinya adalah dengan melarang kegiatan Gerakan Rakyat Menentang (GRM) IMF-Bank Dunia yang tergabung dalam People's Global Conference (PGC) Against IMF-World Bank. Juga dengan menindas rakyat Bali lewat larangan dan aturan yang membuat rakyat Bali kehilangan pendapatannya dan hak demokratisnya selama acara IMF dan Bank Dunia berlangsung.  

Seluruh kegiatan GRM dan PGC, kata Ali, merupakan pertemuan yang sah dan damai untuk membongkar kejahatan IMF-Bank Dunia terhadap miliaran rakyat seluruh dunia, khususnya rakyat Indonesia dan Bali. Terlebih itu sangat memengaruhi kehidupan miliaran masyarakat di seluruh dunia. 

"Pertemuan ini diselenggarakan untuk menawarkan dunia alternatif yang bebas dari intervensi dan dominasi imperialisme. PGC sama sekali bukanlah ancaman bagi keamanan Indonesia, terutama masyarakat Bali. Tetapi tentu saja PGC adalah ancaman terhadap kebohongan IMF-Bank Dunia," demikian Ali. 

Selama 8 sampai 11 Oktober lalu telah menunjukkan bukti rencana Bank Dunia akan merampok rakyat melalui utang barunya melalui 21 proyek kerjasama senilai Rp 200 triliun bagi proyek infrastruktur untuk jalan tol dan pariwisata. Di Pulau Bali yang subur dan indah ini juga dieksploitasi oleh Bank Dunia. 

Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali banyak mendapat kecaman karena dinilai sama sekali tidak bermanfaat dan juga dinilai sebagai pemborosan di tengah bencana yang bertubi-tubi menghantam nusantara.

Namun, pemerintah berkeras menggelar pertemuan tahunan kedua lembaga itu. Dan untuk itu negara menggelontorkan dana lebih dari Rp 800 miliar untuk menggelar pertemuan. Seperti yang diduga, hasil akhir dari pertemuan itu adalah pemberian utang baru bagi pemerintah Indonesia senilai Rp 200 triliun untuk mendanai berbagai proyek yang antara lain infrastruktur dan pariwisata. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita