Ngamuk di Bandara, Habib Bahar Dijuluki The Next Habib Rizieq

Ngamuk di Bandara, Habib Bahar Dijuluki The Next Habib Rizieq

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Usianya masih muda. Ceramahnya berapi-api. Suaranya lantang. Caranya menyampaikan tausiah sangat mirip dengan Habib Rizieq Shihab. Itulah sosok Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith alias Habib Bahar bin Smith.

Dai kelahiran Manado, 23 Juli 1985 itu dijuluki the next Habib Rizieq. Sebab, dia memiliki banyak kemiripan dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.

Habib Bahar adalah murid Habib Rizieq. Ia merupakan pendiri dan pemimpin Majelis Pembela Rasulullah yang bermarkas di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Pengikutnya tersebar di Ciputat, Pondok Aren, Tangerang Selatan dan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Bersama para anggota Majelis Pembela Rasulullah, dia kerap melakukan razia dan penutupan paksa di beberapa tempat hiburan di Jakarta.

Aksinya yang paling menonjol adalah ketika menggerahkan sekitar 150 orang jamaah Majelis Pembela Rasulullah pada bulan Ramadan tahun 2012 untuk melakukan razia di Cafe De Most Pesanggrahan, Jakarta Selatan.


Habib Bahar dan pengikutnya melakukan razia di kafe tersebut karena diduga sebagai sarang maksiat. Dia kemudian menutup paksa Cafe De Most dan meminta agar tempat tersebut ditutup sebulan penuh selama bulan Ramadan.

Ia semakin terkenal ketika mengamuk di Bandara Bandara Sam Ratulangi Manado. Dai berusia 33 tahun itu emosi lantaran dihadang sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi masyarakat adat Minahasa, Senin malam (15/102018) sekitar pukul 20.00 WITA.

Dalam video yang beredar di media sosial, Habib Bahar tampak emosi. Sekelompok orang berusaha menenangkan pria berambut gondrong tersebut karena ngotot ingin menemui massa yang menghadangnya di bandara.

Melihat banyaknya massa yang mengepung bandara, aparat kepolisian, TNI dan Pemprov Sulawesi Utara menyarankan agar Habib Bahar dan Habib Muhammad Hanif bin Abdulrahman Alatas segera kembali ke Jakarta.

Namun saran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Habib Bahar. Ia justru menghubungi jamaah dan laskar FPI yang sedang menghadiri haul akbar ke-7 ayahnya, Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Smith.

“Kepada samua jamaah yang hadir di majelis haul Habib Ali malam ini, sekarang kita dengan Habib Hanif ada di bandara. Pemerintah Sulawesi Utara meminta dua orang balik ke Jakarta. Jadi kita minta semua yang datang ke sana (acara haul) sekarang pigi ke bandara,” tegas Habib Bahar melalui sambungan telepon yang diperdengarkan secara live di acara haul Habib Ali, ayahnya.


Ratusan jamaah dan laskar FPI pun langsung ramai-ramai mendatangi bandara untuk menjemput Habib Bahar dan Habib Hanif.

Akhirnya Habib Bahar dan Habib Hanif diperbolehkan menghadiri haul. Mereka dikawal menuju tempat acara haul ayahnya, Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Smith di Masjid Habib Alwi bin Smith, Karame, Manado.

Di tempat haul, Habib Bahar menceritakan kronologi penghadangan yang dialaminya bersama Habib Hanif di bandara.

Menurutnya, pesawat yang akan membawanya kembali ke Jakarta bersama Habib Hanif sudah disiapkan. Bahkan pesawat tersebut sudah menunggu selama satu jam.

Namun Habib menolak keras untuk kembali ke Jakarta. Dia mengatakan lebih baik mati ketimbang harus kembali ke Jakarta.

“Jawaban saya cuma satu. Saya tidak akan pulang. Saya maju, saya hadir acara haul saya punya abah atau saya mati,” tegas Habib Bahar disambut takbir para jamaah.

[ps]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita