Ma'ruf Amin Minta Saran Jaga Kerukunan, Justru Begini Jawaban Cak Nun

Ma'ruf Amin Minta Saran Jaga Kerukunan, Justru Begini Jawaban Cak Nun

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, bertandang ke kantor budayawan Emha Ainun Nadjib di Rumah Maiyah Kadipiro Bantul, Minggu (14/10/2018) sore. Ma'ruf minta saran menjaga kerukunan, namun justru Emha memberikan jawaban seperti ini.

"Saya ingin memperoleh masukan-masukan, saran-saran bagaimana kita membangun negara ini supaya lebih baik, lebih rukun, lebih sejahtera, dan lebih maju ke depan," kata Ma'ruf mengawali dialog dengan Emha Ainun Najib atau Cak Nun.

Menanggapi pernyataan Ma'ruf, Cak Nun berterimakasih karena pasangan dari Capres Jokowi ini bersedia mampir di Rumah Maiyah. "Saya tidak merasa pada levelnya, tidak pada tempatnya untuk panjenengan rawuhi (Anda datangi) di sini," ucap pria asal Jombang tersebut.

"Karena saya, ibarat sepakbola, saya tidak ada di kedua kesebelasan, wasit juga bukan, hakim garis ya enggak, official PSSI dan klub ya enggak. Saya paling pol bonek di penonton," lanjutnya disambut gelak tawa yang hadir.

Selanjutnya Cak Nun bercerita, bahwa dia hampir setiap hari bertemu dengan masyarakat yang mayoritas adalah nahdliyin. Oleh karenanya, Cak Nun turut merasakan kondisi masyarakat di tingkat bawah, termasuk persoalan plurarisme yang sedang menghangat.

"Menurut saya kalau di wilayah (kalangan) menengah ke bawah tidak ada masalah soal plurarisme. Saya kira bangsa kita adalah bangsa yang paling master, champion. Bangsa kita adalah bangsa yang juara soal plurarisme. Jadi rakyat tidak ada masalah sebenarnya," tutupnya.

Selanjutnya Ma'ruf Amin mengatakan ingin menjaga kemajemukan di Indonesia. "Saya ingin menjaga, mengawal kemajemukan bangsa ini, kerukunan bangsa ini, baik aspek agama maupun juga etnis yang kalau tidak kita kawal potensi konfliknya besar sekali.

Ma'ruf menjelaskan, sebenarnya bangsa Indonesia telah memiliki landasan dalam merajut keberagaman. Landasan tersebut yakni Pancasila dan UUD 1945. "Dengan dua hal ini sesungguhnya negara kita ini dibangun, Pancasila sebagai titik temu, UUD 1945 sebagai kesepakatan nasional," tuturnya. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA