Kata Pengamat Soal Gaya Politik Sandiaga yang Dinilai Remeh

Kata Pengamat Soal Gaya Politik Sandiaga yang Dinilai Remeh

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Cawapres Sandiaga Uno kerap mengangkat isu-isu remeh seperti menyebut tempe hampir setipis ATM dan soal harga nasi ayam (rice chicken). Namun gaya politik dengan isu remeh itu bisa mengena di masyarakat menengah ke bawah. Kenapa Sandi memilih gaya itu?

"Pertama jelas yang disampaikan Sandi itu adalah upaya untuk mengingatkan masyarakat tentang kondisi bangsa secara ekonomi, itu bahasannya bahasa politik itu kan. Dia menyasar masalah ekonomi yang dekat dengan masyarakat, seperti masalah tempe, nasi ayam. Kan yang biasa dekat dengan masyarakat itu," kata pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi saat dihubungi, Sabtu (13/10/2018).

Asrinaldi mengatakan, Sandiaga memandang ekonomi di sektor riil itu seharusnya diperhatikan pemerintah saat ini. Salah satu dampaknya adalah soal kebijakan menaikkan harga BBM jenis premium yang hanya berlansung sesaat.

"Bisa dikatakan peringatan kepada rezim Jokowi sekarang bahwa mestinya harus bicara ekonomi yang di bawah dulu, ekonomi kerakyatan dan itu terbukti ketika pemerintah menaikkan BBM dan akhirnya kontroversi, akhirnya kembali. Premium kan dekat dengan rakyat kecil itu kan. Itu kan bukti pemerintah ada persoalan dengan ekonomi liberal ini," ujarnya.

Dia memprediksi kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan mencari cara agar isu tersebut tak hanya dimainkan Sandi sendirian. Mereka akan mencari isu lain untuk sebagai penangkal agar bisa merebut dukungan kalangan masyarakat bawah.

"Pasti akan dicarikan counter-nya, ini memang sekarang ini perang isu yang harus dibangun dalam setiap pemilih, ekplorasi terhadap isu itu lah yang akan muncul setiap saat dan kalau ekonomi kerakyatan menjadi isu barangkali akan ada counter terkait yang dilakukan Sandi," tutur Asrinaldi.

Dalam Pilpres 2019 ini, Sandiaga memang fokus pada isu ekonomi. Ada dua topik utama yang selalu disinggung Sandiaga dalam setiap kunjungannya ke daerah, yakni soal lapangan kerja dan harga bahan pokok. 

Misalnya saat Sandiaga membandingkan harga chicken rice atau nasi ayam di Indonesia dengan di Singapura. Menurutnya, harga chicken rice di Jakarta, seperti di Resto Bebek Kaleyo, lebih mahal.

"Sepiring chicken rice seharga 3,5 dolar (Singapura) atau Rp 35 ribu, tapi di sini Rp 50 ribu. Ada satu hal yang perlu kita benahi dari harga kebutuhan pokok kita," kata Sandiaga di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018).

Eks Wagub DKI Jakarta itu pernah juga menyebut tempe zaman sekarang setipis kartu ATM. Pernyataan Sandiaga itu sontak membuat sejumlah pihak berkomentar. Hingga suatu saat, Sandiaga kaget karena menemukan tempe seukuran tablet.

"Jadi bungkusan tempe di berbagai daerah di Indonesia beragam. Ada yang setipis kartu ATM, ada tempe saset. Nah, di Jember ini saya menemukan tempe sebesar tablet," ujar Sandiaga di Pasar Tanjung, Jember, Minggu (7/10). [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita