Kata-kata Tajam Khashoggi yang Bikin Panas Telinga Putra Mahkota Saudi

Kata-kata Tajam Khashoggi yang Bikin Panas Telinga Putra Mahkota Saudi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Semenjak kabur meninggalkan Arab Saudi pada 2015, jurnalis Jamal Khashoggi tidak lantas berhenti menulis. Kata-kata tajam pria 56 tahun ini masih deras mengalir melalui tulisan opininya.

Sejak 2017, Khashoggi yang hilang bak ditelan bumi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu, aktif menulis di The Washington Post dengan kolom opininya sendiri. Dalam tulisannya, dia mengkritisi kebijakan-kebijakan Arab Saudi di bawah pemerintahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS).

Menurut Khashoggi, MbS memang menerapkan reformasi dan memulai proses keterbukaan Saudi terhadap dunia luar dan modernisasi Barat. Namun hal itu dibarengi dengan represi dan penangkapan orang-orang yang menyuarakan kritik, bahkan terhadap mereka yang sama sekali tidak bersalah.

Sebelumnya Khashoggi berkali-kali mengatakan dia tidak mencoba menjadi oposisi pemerintah Saudi, hanya menyuarakan kritikan terhadap kebebasan yang terkekang. Dia juga tidak ingin mengganti rezim Saudi, hanya ingin kebebasan yang lebih baik di negara itu.

"Dia menulis atas rasa cinta kepada negaranya dan keyakinan yang dalam untuk kebebasan dan martabat manusia. Kami sangat bangga mempublikasikan tulisannya," kata Fred Hiatt, editor Washington Post.

Berikut kumparan merangkum beberapa kata-kata tajam Khashoggi dalam tulisannya di Washington Post:

- "Yang saya lihat adalah gelombang penangkapan"

Khashoggi mengecam penangkapan para pengkritik MbS. Menurut dia dalam tulisannya pada 18 September 2017 berjudul "Saudi Arabia wasn’t always this repressive. Now it’s unbearable", MbS tidak memenuhi janjinya dalam mewujudkan Saudi yang lebih terbuka dan toleran:

"Yang saya lihat adalah gelombang penangkapan. Pekan lalu, sekitar 30 orang dilaporkan ditangkap oleh aparat...beberapa yang ditangkap adalah sahabat saya, dan penangkapan ini mempermalukan intelektual dan pemimpin agama yang berani menyampaikan opini berseberangan dengan pemimpin negeri."

- "Pangeran Mohammed mengincar orang yang salah"

Dalam tulisannya pada 31 Oktober 2017, Khashoggi mengkritik MbS yang menangkapi para pengkritiknya. Berjudul "Saudi Arabia’s crown prince wants to ‘crush extremists.’ But he’s punishing the wrong people", tulisan Khashoggi menyebut beberapa yang ditangkap bukanlah kritikus kawakan, hanya komentator kecil:

"Pangeran Mohammed benar jika dia mengincar ekstremis. Tapi dia mengincar orang yang salah. Puluhan intelektual, ulama, jurnalis, dan bintang media sosial Saudi telah ditangkapi dalam 2 bulan terakhir - yang kebanyakan dari mereka, parahnya, adalah pengkritik kecil dari pemerintah."

- "Mohammed bin Salman bertindak seperti Putin"

Mohammed bin Salman bertindak seperti Putin. Dia menerapkan keadilan yang selektif.
 - Jamal Khashoggi, Washington Post 

Dalam tulisannya berjudul "Saudi Arabia’s crown prince is acting like Putin" pada 5 November 2017, Khashoggi mengkritik pemberantasan korupsi oleh MbS yang menurutnya tebang pilih. Reformasi yang digalang MbS, kata Khashoggi, sekaligus bertujuan memberantas oposisi dan suara kritik:

"Jadi apakah putra mahkota berusia 32 tahun itu lebih seperti Mikhail Gorbachev atau Vladimir di Rusia atas upayanya ini? Apakah dia berada di jalur reformasi sejati untuk seluruh sistem? Atau dia hanya menangkapi tokoh-tokoh terkenal untuk memusatkan kekuatan di tangannya sendiri?"

"Untuk saat ini, saya katakan Mohammed bin Salman bertindak seperti Putin. Dia menerapkan keadilan yang selektif."

- "Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengendalikan media"

Dalam tulisan berjudul: "Saudi Arabia’s crown prince already controlled the nation’s media. Now he’s squeezing it even further" pada 7 Februari 2018, Khashoggi mengatakan MbS menahan para pengusaha media di Ritz-Carlton atas tuduhan korupsi. Menurut Khashoggi, MbS ingin mengatur media dengan cara ini:

"Ketika banyak taipan media Arab Saudi berakhir di Ritz-Carlton Riyadh bersama lebih dari 300 keluarga kerajaan, pejabat tinggi, dan pengusaha kaya atas tuduhan korupsi, banyak yang berpikir orang kuat kerajaan itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, berupaya mengendalikan media juga."

"Ini jauh dari kebenaran, karena dia memang telah melakukan itu."

- "Jika saja MbS mendengarkan para pengkritik"

Khashoggi mengatakan dalam tulisannya tertanggal 28 Februari 2018 berjudul "What Saudi Arabia’s crown prince can learn from Queen Elizabeth II" bahwa MbS harus meniru Ratu Elizabeth:

"Dia harus belajar dari kerajaan Inggris yang mendapatkan wibawa, penghormatan, dan kesuksesan dengan merendahkan dirinya sendiri. Jika saja MbS bisa mendengarkan para pengkritik dan mengakui bahwa mereka juga mencintai negaranya, dia bisa benar-benar meningkatkan kekuasaannya."

- "Semakin lama kekejaman perang di Yaman, semakin permanen kerusakannya."

Khashoggi mengkritik kebijakan MbS yang melibatkan Arab Saudi dalam perang di Yaman. Menurut dia dalam tulisan berbahasa Arab tanggal 11 September 2018, Saudi harus keluar dari Yaman:

"Semakin lama kekejaman perang di Yaman, semakin permanen kerusakannya. Rakyat Yaman akan sibuk memerangi kemiskinan, kolera dan kelangkaan air, dan membangun negaranya. Putra Mahkota harus menghentikan kekerasan dan mengembalikan martabat tanah kelahiran Islam." [kmp]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA