Jokowi Sebut Peserta IMF Biayai Diri Mereka Sendiri, Ketua DPP Demokrat: Bisa-bisa Minta Maaf Lagi

Jokowi Sebut Peserta IMF Biayai Diri Mereka Sendiri, Ketua DPP Demokrat: Bisa-bisa Minta Maaf Lagi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon tampak menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal biaya IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @jansen_jsp yang diunggah pada Senin (8/10/2018).

Jansen Sitindaon mengatakan jika pernyataan itu bisa membuat para pengkritik biaya IMF meminta maaf.

Meski demikian, ia tetap menanyakan apakah pemerintah Indonesia sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk pertemuan tahunan internasional itu.

"Cc: @KemenkeuRI.

Aduhh.. Kacau ini, bisa² minta maaf lagi awak ini.

Ternyata IMF dan WB membiayai sendiri acara di Bali itu.

Jadi: apakah pemerintah Indonesia sama sekali tidak keluar uangkah pak @jokowi?

855 Milyar itu apa dong pak? Siap yg HOAX ini ya?," tulis Jansen.

Cuitan itu kemudian dikomentari oleh netter dengan akun @HRMuslim1847.

"bentar lagi ada berita judulnya 'Jokowi Bantah Menyatakan Peserta Pertemuan IMF-WB Membiayai Sendiri'," tulis akun akun@HRMuslim1847.

Menanggapi hal itu, Jansen berharap agar omongan Jokowi yang benar.

Ia tidak masalah jika semua yang mengkritik IMF sebelumnya meminta maaf, asal uang negara tidak dihamburkan untuk pertemuan ini.

"Semoga janganlah bro. Semoga Presiden @jokowi yg benarlah bro.

Tak apa² awak dan semua yg mengkritik minta maaf, penting uang negara 855 M tidak keluar untuk pesta IMF itu kan.

Langsung dialihkan ke NTB dan Palu.

Mendukung pak Jokowi Benar. Para Menterinya yg SALAH!!,"ungkap Jansen.


Diketahui, pertemuan IMF-WB di Bali sempat menjadi kontroversi lantaran besaran biaya yang digelontorkan pemerintah untuk acara tersebut di tengah bancana yang kini melanda Lombok, Palu, dan Donggala.

Sejumlah tokoh pun menyebut apabila pemerintah hanya menghamburkan uang hingga meminta pemerintah membatalkan pertemuan tersebut.

Menanggapi kritikan-kritikan yang masuk, Presiden Jokowi pun akhirnya buka suara.

Melalui setkab.go.id, Jokowi menyatakan bahwa peserta pertemuan IMF-World Bank 2018 membiayai dirinya sendiri untuk hadir dalam pertemuan tersebut, seperti kebutuhan hotel hingga makan.

“Hotel bayar sendiri, makan bayar sendiri,” ucap Jokowi saat ditemui usai menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumut, Senin (8/10/2018) pagi.

Sementara itu, mengenai anggaran yang dinilai cukup besar oleh sejumlah pihak, Jokowi mengungkapkan anggaran tersebut digunakan untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Anggaran juga dipakai untuk membuat terowongan, dan persimpangan yang ada di Bali sehingga nantinya tidak terjadi kemacetan lalu lintas.

“Artinya, itu juga akan kita gunakan terus, terowongan dan appron untuk parkir bandara akan kita gunakan terus, bukan sesuatu yang hilang,” tambah Jokowi.

Menurut Jokowi, ada banyak negara yang berminat pada pertemuan itu.

Jokowi mengungkapkan, jika banyak yang berebut mengikuti pertemuan itu, pasti sebagai tuan rumah, akan memiliki dampak yang baik untuk Indonesia.

“Annual Meeting sebesar itu 15.000 (orang) yang datang jadi rebutan semua negara, karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak.

Paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu,” jelasnya.

Jokowi berharap, agenda IMF-World Bank Annual Meeting tahun 2018 tersebut memperkuat promosi untuk tempat wisata yang ada di Indonesia.

“Saya kira tujuannya ke sana,” kata Jokowi.

Di sisi lain, per Minggu (7/10/2018), total peserta yang mendaftar sudah melebihi target, dari 22 ribu menjadi 34 ribu orang.

Hal itu diungkapkan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan.

Sementara itu, dikutip laman resmi Bank Indonesia (BI), IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.

Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.

Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.

Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita