Fahri Pertanyakan Cepatnya Ungkap Hoax Ratna, Ini Kata Polri

Fahri Pertanyakan Cepatnya Ungkap Hoax Ratna, Ini Kata Polri

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyoroti cepatnya investigasi polisi soal isu penganiayaan Ratna Sarumpaet. Polisi menyebut ada banyak faktor yang membuat penelusuran kebohongan Ratna terungkap.

"Dalam mengungkap satu kasus itu ada beberapa faktor, di antaranya faktor lucky, kecepatan, lain-lain. Nah, kasus yang ini, kita banyak dibantu oleh situasi yang mendukung, mudah terungkap," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2018).

Setyo menjelaskan, saat diburu pertanyaan wartawan mengenai kabar penganiayaan Ratna yang beredar pada Selasa (2/10), ia langsung menghubungi Polda Jawa Barat untuk meneruskan kabar tersebut.

"Ketika saya di-challenge, 'Pak, ini ada ini (kabar penganiayaan Ratna), polisi kok belum bergerak?'. Saya langsung tanya Polda Jabar. Satu unsur saja sudah bisa menggugurkan (kabar Ratna dianiaya) itu, yaitu di Bandung tidak ada seminar internasional. Itu sudah menggugurkan asumsi yang mengatakan dia dipukuli, sebelumnya dia inilah, itulah," terang Setyo.

Dilakukan juga penelusuran di Bandara Husein Sastranegara, yang disebut-sebut sebagai lokasi penganiayaan. Di lokasi itu, tidak ada satu pun saksi mata yang menyaksikan atau mendengar adanya kejadian penganiayaan Ratna.

"Apalagi didukung keterangan dari Bandara, menguatkan bahwa tidak ada info kejadian (pemukulan) tanggal 21 (September 2018)," kata Setyo.

Terakhir, polisi melakukan pelacakan keberadaan Ratna pada 21 September 2018. 

"Kemudian didukung lagi menggunakan cek pos nomornya Bu RS, ada di Jakarta pada tanggal tersebut," kata dia.

Ratna Sarumpaet akhirnya unjuk diri ke publik dan meminta maaf pada Rabu (3/10), setelah kabar tentang penganiayaan dirinya ramai dibahas. Ratna mengaku berbohong soal penganiayaan yang dialaminya.

Ratna mengatakan dia ke dokter bedah plastik pada 21 September 2018 untuk menjalani sedot lemak. Namun, saat ditanya oleh anaknya, dia mengaku dianiaya. Pada akhirnya, cerita itu bergulir hingga ke publik dan ke capres Prabowo Subianto yang membelanya.

"Saya tidak sanggup melihat Pak Prabowo membela saya dalam jumpa pers. Saya salat malam tadi, berulang kali dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop," kata Ratna dalam jumpa pers.

"Saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," sambung Ratna. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita