Aksi Foto Satu Jari Luhut dan SMI di Bali, Rocky Gerung: Itu Namanya Norak

Aksi Foto Satu Jari Luhut dan SMI di Bali, Rocky Gerung: Itu Namanya Norak

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Aksi satu jari yang diperlihatkan oleh Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkeu Sri Mulyani (SMI) tengah menjadi pergunjingan. Keduanya bahkan dianggap melakukan kampanye terselubung dan dilaporkan ke Bawaslu.

Menanggapi itu, Akademisi Rocky Gerung memberi kritik pedas untuk Luhut dan Sri Mulyani. Menurutnya dua pembantu Presiden itu tidak patut berperilaku seperti itu di tengah gelaran acara forum IMF World Bank. 

Bahkan Rocky mengkritik ucapan Sri Mulyani yang menyebut bahwa 2 jari melambangkan Prabowo, sedangkan 1 jari adalah Jokowi. Seperti yang termuat dalam sepenggal video yang beredar di dunia maya.

"Itu namanya norak!. Kasih aja interpretasi lain nggak perlu jangan angka satu artinya Jokowi, 2 artinya Prabowo. Ngapain dijelasin begitu dan bocor (ke publik)," kata Rocky di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Kamis (18/10).

Lebih lanjut, pria yang pernah menjadi dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menilai, akibat sikap yang ditunjukan Luhut dan Sri Mulyani membuat forum pertemuan IMF-World Bank jadi berantakan. Karena keduanya sibuk membenarkan jari bos IMF, Christine Lagarde.

"Menurut saya kemarin akhirnya menjadi kacau di dalam forum IMF hanya karena kesibukan para menteri untuk memperbaiki jari Lagarde mau diangkat satu, mau diangkat dua," sambungnya.

Selain itu, Rocky menilai akibat kejadian ini Indonesia sedikit kehilangan momentum. Pertemuan yang seharusnya bisa digunakan untuk membahas isu-isu strategis, dianggap ternodai karena ada aksi kontroversi itu.

"Kehilangan momentum juga. Justru di dalam pertemuan strategis semacam itu (harus dimanfaatkan)," pungkasnya.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding memberi pembelaan atas kritik Rocky. Menurut Karding apa yang dilakukan oleh Luhut dan Sri Mulyani hanya sebatas spontanitas. Serta tidak ada niatan untuk mengkampanyekan pasangan Jokowi-Ma'ruf. 

"Itu spontanitas. Itu bisa jadi bercanda dan tujuan beliau adalah menyatakan Indonesia nomor 1 dalam hal penyelenggaraan IMF," tutupnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita