Yusril Pernah Dimintai Masukan oleh Jokowi soal Habib Rizieq

Yusril Pernah Dimintai Masukan oleh Jokowi soal Habib Rizieq

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan, dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan calon presiden (capres) pejawat, Joko Widodo (Jokowi). Namun, menurut Yusril, bukan berarti dia belum pernah bertemu dengan Jokowi sebelumnya.

Jauh sebelum momen tahun politik pilpres ini, keduanya kerap bertemu, tetapi tidak membahas politik. Banyak hal yang dibicarakan saat bertemu dengan Jokowi, misalnya, persoalan hukum sehingga Yusril dimintakan pendapatnya.

"Bukan enggak ada pertemuan sebelum pemilu ini dengan Pak Jokowi. Bicara banyak hal. Dulu bertemu bukan bahas pemilu masalah pilpres, dulu bahas politik, hukum, termasuk yang agak krusial itu masalah aktivis yang ditangkapi, masalah Habib Rizieq. Beliau panggil saya untuk mendiskusikan masalah itu, dan saya berikan semua masukan. Tapi, kalau yang sekarang kan lebih mengarah ke pemilu dan pilpres, ya pembicaraannya seputar masalah itu," kata Yusril kepada Republika.co.id, Kamis (13/9).

Soal kapan elite PBB akan bertemu Jokowi, Yusril mengatakan, waktunya belum ditentukan, tapi memang sedang diatur. Sebelumnya, Yusril mengakui dalam waktu dekat partai yang memiliki afiliasi kuat terhadap umat Islam ini akan menjadi bagian dari Posko Cemara, rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Dalam waktu dekat ini saya sudah direncanakan akan bertemu dengan Pak Jokowi. Paling di bulan September ini. Jadi, sudah ada yang mengatur," kata dia.

Pilihan Yusril akan bertemu Jokowi ini merupakan upaya komunikasi politik setelah sebelumnya ia berkomunikasi dengan kubu Prabowo-Sandi pada 30 Agustus lalu. Dalam pertemuan tersebut, bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno dan Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono bertemu dengan Yusril beserta jajaran pimpinan DPP PBB.

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor saat dikonfirmasi, Senin (10/9), mengomentari pernyataan Yusril bahwa Jokowi, sebagai capres pejawat, tidak perlu mundur atau cuti sebagai presiden. Menurut Afriansyah, pernyataan tersebut memiliki pesan politik yang tegas. Ia menambahkan, sikap Yusril sebagai akademisi biasanya sejalan dengan sikap politiknya.

Bagi Yusril, ia menerangkan, seorang politisi haruslah mendasarkan sikap politiknya pada intelektualisme. “Beliau tidak pernah split personality dalam bersikap,” kata Afriansyah. [rol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA