Timses Prabowo 94 Jurkam, Timses Jokowi Capai 5000-an: Seperti Daud vs Goliath

Timses Prabowo 94 Jurkam, Timses Jokowi Capai 5000-an: Seperti Daud vs Goliath

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendaftarkan 94 juru kampanye ke KPU, sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendaftarkaan 5.279 juru kampanye.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, menjelaskan jumlah tim pemenangan yang didaftarkan ke KPU sebenarnya 800-an orang. Namun, kata Priyo, yang diumumkan hanya kepemimpinan inti sebanyak 94 orang. 

“94 itu pimpinan inti. Pimpinan inti itu, misalnya, ketua dewan pembinanya Pak Prabowo, ada Pak Sandi Uno, ada Pak Hutomo Mandala Putra, ada Pak Amien Rais, ada AHY, ada Ustad Salim Segaf. Yang diserahkan ke KPU itu 800-an. Tapi yang kita minta umumkan cuma pimpinan inti,” kata Priyo saat dihubungi, Jumat (28/9).

“Memang jumlahnya 94, tapi di bawah itu ada anggota. Anggotanya masing-masing kalau Anda kalikan sepuluh, misalnya, rata-rata sudah 900. Kemarin total general ada 800 sekian. Itu belum plus juru kampanye. Kalau dengan juru kampanye hitungan saya 800 plus 1.000 ya jadi 1.800,” imbuhnya. 

Priyo tak khawatir dengan kubu sebelah yang jumlah timsesnya mencapai 5.000-an orang. Menurut Priyo, jumlah timses tidak mempengaruhi pemenangan dalam suatu kontestasi. Priyo mengibaratkan seperti kisah Nabi Daud saat mengalahkan Goliat dan Jalut. 

“Kan ada sejarah dan ini luar biasa. Itu Nabi Daud yang kecil bisa mengalahkan Goliath dan Jalut. Itu demikian besar atau tidaknya itu tidak mempengaruhi. Jadi jumlah timses itu tidak mempengaruhi kemenangan," tuturnya. 

Dalam Islam, kisah itu dikenal sebagai pertarungan Nabi Daud melawan raksasa Jalut, sementara bagi umat Kristiani kisah itu dikenal sebagai Daud vs Goliath sebagaimana tertuang dalam bibel.

"Daud bisa mengalahkan Jalut, Daud bisa mengalahkan Goliath. Daud yang kecil, kemudian pasukannya kecil, Goliat pasukannya berdada berapa barikade tapi terkalahkan juga,” terangnya. 

Priyo juga meyakini bahwa gairah masyarakat terutama di media sosial sangat besar untuk 2019 ganti presiden. Menurutnya, adanya deklarasi dukungan dari pihak tertentu kepada kubu sebelah merupakan fenomena biasa saja. 

“Termasuk di sini saya melihat dari dunia medsos di lapangan yang kami potret bahwa gairah untuk 2019 ganti presiden, atau April nanti sebagai tonggak sejarah memunculkan presiden baru. Ini juga tidak bisa dibendung. Jadi kalau ada pengumuman tokoh ini, tokoh itu dukung sebelah, kami menghormati termasuk yang terakhir Mbak Yenny, tapi itu peristiwa yang biasa saja,” tutupnya. [kmp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita