Siapa Capres di Hati Fahri?

Siapa Capres di Hati Fahri?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politisi Fahri Hamzah belum menyatakan keberpihakannya terhadap dua pasang Capres-cawapres yang maju dalam pemilu 2019. Namun dia mengaku sudah menyimpan sosok yang dipilihnya meski masih disimpan dalam hati.

"Di hati sudah ada, tapi belum ada di mulut," pungkas Fahri.

Fahri juga mengungkapkan alasannya. Wakil ketua DPR RI itu menyebut saat ini dia tak terlibat dalam tim sukses manapun.

"Karena saya tidak jadi timses kan. Saya juga lagi banyak masalah kok. Ini urusan partai belum clear, orang dipecat-pecat," ucap Fahri.

Fahri dikanal sering mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Di sisi lain dia juga tak menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto yang menggandeng Sandiaga Uno dalam pilpres 2019 mendatang.

Salah satu kekurangan Jokowi di mata Fahri adalah soal komukikasi massa. Fahri menilai Jokowi harus belajar berpidato agar masyarakat terpukai dan memandang Jokowi sebagai sosok negarawan.

"Pak Jokowi harus mulai pidato sebagai negarawan yang membuat kita semua terpukau. Kegagalan narasi pemerintahan ini dari awal itulah yang merusak bangsa Indonesia," kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8/2018).

Pernyataan itu diberikan Fahri sebagai tanggapan soal pidato Jokowi dalam Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul, Bogor pada Agustus lalu. Saat itu Jokowi memberi arahan agar para relawan berani saat diajak berkelahi.

Fahri menyebut Jokowi tidak pernah menyampaikan pidato yang menarasikan persatuan. Ia mengatakan pidato Jokowi kerap mengandung pesan adu domba.

"Pidatonya dari awal ngadu domba rakyatnya sendiri. Pisahkan agama dengan politik, saya Pancasila, kamu bukan. Sampai begitu," tuturnya.

Meski begitu tak otomatis Fahri memuji pasangan Prabowo-Sandiaga. Saat ada politisi senior PKS Hidayat Nur Wahid menyematkan lebel ulama pada Sandiaga, Fahri malah mengatakan Sadiaga pedagang karena Sandiaga bukan ilmuan.

"Ilmuwan itu ya ilmuwan, bukan apa namanya... pedagang, gitu. Sandi itu pedagang, namanya tajir kalau di dalam bahasa orang kampung kita itu, tajir. Ya bukan ulamalah," kata Fahri.

Fahri menyebut ulama adalah orang yang bersekolah agama, hafal Alquran, hafal hadis, dan sebagainya. Sandi, ditegaskan Fahri, tak termasuk golongan ulama.

"Lah pedagang seperti Sandi disebut ulama kan nanti jadi repot," ucap Wakil Ketua DPR itu. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita