Seribu Ulama Akan Hadiri Ijtima’ Ulama II 16 September Mendatang

Seribu Ulama Akan Hadiri Ijtima’ Ulama II 16 September Mendatang

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama akan kembali menggelar Ijtimak Ulama jilid II. Ijtima yang akan digelar Ahad, 16 September 2018 di Jakarta, akan menentukan sikap dan arah dukungan para ulama terkait Pilpres 2019 mendatang.

“Ijtima Ulama II merupakan rangkaian dari Ijtima Ulama I. Dalam Ijtima II, kami akan mendengar masukan para ulama, dan meminta komitmen paslon untuk menandatangani Pakta Integritas,”kata Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak dalam Konferensi Pers di Resto Ayam Wuruk di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/9) siang.

Hadir dalam memberi keterangan konferensi pers, yakni: Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i (Ketua Panitia Pengarah/SC)), Ustadz Shobri Lubis (Ketua Umum FPI), Edy Mulyadi, Ustaz Dani Anwar dan Ketua Panitia Penyelenggara (OC) Ustaz Nur Sukma.

Seperti diketahui, dalam Ijtima Ulama I (Juli lalu), GNPF-Ulama merekomendasikan dua pasangan untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 mendatang, yakni: Prabowo-Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Prabowo-Ustaz Abdul Shomad (UAS).

Setelah dimintai kesediaannya, UAS menolak dan menyatakan tidak bersedia. Ia memilih untuk fokus di jalur dakwah. Sedangkan, Habib Salim tidak dikehendaki oleh Koalisi Partai Politik, seperti PAN dan Gerindra.

Pasca Ijtima Ulama I, sempat bergulir nama Ustaz Arifin Ilham dan Ustaz Aa’ Gym untuk menggantikan posisi UAS. Namun, deretan nama yang disodorkan GNPF Ulama dari hasil Ijtima itu nyatanya sama sekali tak dipatuhi oleh Prabowo, termasuk wacana nama Ustaz Arifin Ilham dan A’a Gym. Prabowo justru menggaet mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk mendampinginya di Pilpres 2019 mendatang.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab meminta organisasinya menunggu hasil Ijtimak Ulama II dalam memutuskan dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden di Pemilihan Umum 2019.

Habib Rizieq meminta seluruh jajaran FPI tidak bersikap politik sebelum keluar hasil ijtimak ulama II. Ia meminta seluruh jajaran di tingkat pengurus pusat hingga simpatisan tidak memgomentari apapun terkait capres dan cawapres melalui media mana pun. Habib juga meminta kepada Dewan Pimpinan Pusat FPI untuk terus berkoordinasi dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) yang bakal menggelar ijtimak ulama II. FPI diwajibkan tetap mengikuti apapun keputusan ulama.

Yang pasti, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak memastikan Ijtima Ulama jilid II akan digelar pada Minggu, 16 September 2018 nanti, mengusung spirit pergantian Presiden. “”Yang dibahas yakni pasangan yang sudah ditetapkan yaitu Prabowo-Sandi. Ijtima itu diadakan dengan semangat pergantian presiden. Jadi jangan ada yang tanya soal geser dukungan. Enggak ada,” kata Ustaz Yusuf.

Kegiatan yang akan dilaksanakan satu hari penuh itu, kata Yusuf, sedikitnya akan mengundang 1000 orang ulama dan tokoh nasional. Prabowo-Sandi pun dipastikan akan ikut hadir bersama sejumlah sekjen partai koalisinya di acara ini. “Sudah konfirm ya Pak Prabowo dan Pak Sandi akan hadir,” kata dia.

Nantinya para ulama akan membahas sejauh mana peran mereka utuk memenangkan pasangan ini serta komitmen dari Prabowo dan Sandi. Jika kedua pihak sudah setuju maka akan diakhiri dengan penandatanganan pakta integritas oleh pasangan calon Presiden.

“Tampung dan terima (masukan para ulama) serta putuskan sejauh apa akan berikan dukungan dan komitmen yg akan diberikan ulama dimana nantinya paslon juga akan berikan komitnya dengan tanda tangani pakta integritas. Kalau semua sudah terjadi, inysa Allah akan terjalin dengan baik,” katanya.

Meski begitu, Yusuf mengaku belum bisa memberi tahu tempat pasti pelaksanaan Ijtima Ulama jilid II ini. Yang jelas, terkait waktu dan tempat akan segera disampaikan. “Tempat nanti kita sampaikan lagi. Yang jelas dilaksanakan dari pagi hingga sore tanggal 16 September ini,” kata dia. [pmc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita