SBY Walk Out, Dahnil Anzar: Pendukung Jokowi Ciderai Kampanye Damai Pemilu 2019

SBY Walk Out, Dahnil Anzar: Pendukung Jokowi Ciderai Kampanye Damai Pemilu 2019

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Koordinator Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi keputusan walk out Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan.

Dilansir TribunWow.com dari Twitter Dahnil Anzar, @Dahnilanzar,Minggu (23/9/2018), ia menyebutkan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, telah berkomitmen bahwa kegiatan Kampanye Damai tidak boleh ada atribut kampanye selain yang disediakan oleh KPU.

Dahnil Anzar menuliskan, pesan damai dipersatukan dengan simbol pakaian daerah.

Namun, menurut Dahnil, kampanye damai itu dicederai oleh pendukung Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Komitmen Pak @prabowo Bang @sandiuno adalah Kampanye Damai tanpa atribut kampanye. Menyampaikan pesan2 damai yg mempersatukan dg simbol2 pakaian daerah. Namun, sayang semua diciderai oleh pendukung Pak Jokowi.

Maka Pak @SBYudhoyono dan Bang @ZUL_Hasan walk out dr karnaval," tulis akun @Dahnilanzar.



Diberitahukan sebelumnya, SBY walk out dari aksi kampanye damai dalam rangka Pemilu 2019, di Monas Jakarta, Minggu (23/9/2018).

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Divisi Hubungan Luar Negeri DPP Partai Demokrat Redi Susilo dan Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melalui laman Twitter mereka.

Redi Susilo tampak mengunggah video berisi SBY dan sang anak Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang sedang berjalan kaki.

Redi menuliskan, SBY memilih walk out sebagai bentuk protes atas tidak tertibnya kampanye damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dijelaskan Redi, ini dikarenakan terdapat atribut dan simbol partai yang berlebihan dalam kampanye damai tersebut.

"Sebagai bentuk protes atas tdk tertibnya kampanye damai yg diselengarakan @KPU_RI disilang monas @SBYudhoyono memilih walk out dan balik kanan.

Seharusnya belum ada atribut dan simbol partai yg berlebihan kecuali yg telah disediakan KPU," tulis Redi melalui akun @MrReady3.



Sementara itu, Ferdinand Hutahaean melalui akun @LawanPoLitikJW mengunggah foto dan video yang memperlihatkan relawan Jokowi membawa berbagai atribut kampanye.

Ferdinand dalam cuitannya menjelaskan, dalam edaran KPU, partai dilarang membawa alat peraga kampanye berlebihan.

Menurutnya, alat peraga kampanye nantinya akan disediakan oleh KPU.

Namun, jelasnya, kehadiran relawan yang membawa alat peraga kampanye partai pendukung Jokowi telah mengganggu deklarasi kampanye damai ini.

Karenanya, Partai Demokrat dan SBY menyatakan protesnya.

Lebih lanjut, tulis Ferdinand, Demokrat menyatakan bahwa deklarasi damai tersebut gagal.

"Edaran KPU melarang Partai membawa alat peraga kampanye berlebihan krn disediakan olh KPU.

Namun kehadiran Relawan dan alat peraga kampanye partai pendukung Jokowi telah mengganggu deklarasi damai kali ini,"  tulis Ferdinand.



"Kami Partai @PDemokrat menyatakan protes kpd KPU atas ketidaknyamanan Deklarasi damai pagi ini, dmn acara Parpol justru terganggu olh hadirnya Relawan yg berteriak2 disamping kendaraan pak SBY.

Atas peristiwa ini, SBY menyatakan protes.

Kami nyatakan deklarasi damai gagal."



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA